kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Diskon PPNBM Berakhir, Multifinance Masih Berharap Bisa Diperpanjang


Senin, 03 Januari 2022 / 17:58 WIB
Diskon PPNBM Berakhir, Multifinance Masih Berharap Bisa Diperpanjang
ILUSTRASI. Penjualan mobil Toyota di dealer Auto2000 Sudirman, Menara Astra, Jakarta, Selasa (21/9/2021). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/aww.


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Diskon Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) 100% telah berakhir di akhir tahun 2021. Menanggapi kenyataan tersebut, perusahaan multifinance mengakui bahwa masih berharap relaksasi diperpanjang.

Memang, perlu diakui bahwa stimulus ini cukup berpengaruh pada pembiayaan mobil baru di multifinance yang perlahan mulai pulih. Sehingga, dengan habisnya masa relaksasi ini membuat beberapa perusahaan untuk memiliki strategi lain dalam menjalankan bisnis di 2022 ini.

Sekadar informasi saja, piutang perusahaan pembiayaan tercatat di November 2021 sebesar Rp 363 triliun. Angka tersebut tumbuh dari bulan sebelumnya sebesar Rp 359 triliun.

Direktur Utama Clipan Finance Harjanto Tjitohardjojo bilang bahwa sejatinya relaksasi PPnBM ini masih menjadi kebutuhan perusahaan multifinance. Bukan tanpa sebab, relaksasi ini bisa menarik minat nasabah di tengah adanya kemungkinan harga dasar mobil yang naik di 2022. “Kalaupun tidak bisa 100% diharapkan pengurangan secara bertahap,” ujar Harjanto kepada KONTAN, baru-baru ini.

Baca Juga: Kinerja Mulai Pulih, Analis Rekomendasikan Saham-Saham Emiten Multifinance Ini

Meski dibutuhkan, Harjanto mengaku tak hanya mengandalkan relaksasi tersebut untuk meningkatkan kinerja pembiayaannya. Dengan menargetkan pembiayaan baru tahun ini mencapai Rp 6 triliun, Clipan Finance telah menyiapkan beberapa strateginya.

Misalnya, Clipan Finance akan memberikan stimulus berupa DP lebih rendah dan bunga yang kompetitif. Meskipun, saat ini bunga Clipan Finance untuk mobil baru kembali ke 2.88% untuk tenor 3 tahun dari yang sebelumnya di kisaran 2,2%. “Nanti kami lihat di Januari seperti apa. Baru Februari (akan diputuskan) apakah perlu stimulus lagi,” imbuhnya.

Adapun, di 2022 ini Clipan Finance masih lebih fokus pada produk pembiayaan mobil baru dan mobil bekas meskipun tetap menjalankan bisnis pembiayaan lainnya. Sebab, pembiayaan mobil baru dan mobil bekas mendominasi portofolio dengan kontribusi masing-masing sebesar 50% dan 35%. “Sisanya dana Tunai 10% dan alat berat 5%,” imbuhnya.

Sependapat, Mandiri Tunas Finance (MTF) juga mengaku bahwa relaksasi PPnBM ini masih diperlukan oleh industri. Menurutnya, diskon PPNBM di kuartal pertama 2022 ini bertujuan agar momentum penjualan mobil masih terus berlanjut. 

Baca Juga: Bisnis Jalan, Multifinance Mengamankan Pendanaan

“Jika PPnBM tidak berlanjut, kami akan bekerjasama dengan dealer dan Bank Mandiri untuk membuat produk yang lebih menarik untuk konsumen, misalnya cicilan ringan atau program lainnya,” ujar Direktur MTF William Francis.

Sedikit berbeda, Presiden Direktur CIMB Niaga Finance (CNAF) Ristiawan Suherman memiliki pandangan lain bahwa dirinya menyadari bahwa diskon PPnBM memang hanya akan bersifat sementara dan jangka pendek sehingga tidak akan selalu mengandalkan relaksasi tersebut.

Oleh karenanya, Ristiawan bilang CNAF akan terus berbenah dari sisi produk dan proses untuk memastikan dapat tetap tumbuh di saat program stimulus pemerintah berakhir dengan mengambil market share dari kompetitor.

“Strategi kita memperkuat team akuisisi kita yang kita dukung dengan digitalisasi untuk dapat meningkatkan market share di dealer atau showroom rekanan kita seluruh Indonesia,” ujar Ristiawan.

Adapun, tahun ini CNAF akan berfokus pada pembiayaan roda empat mengingat potensi market masih sangat besar dan market share CNAF pun masih relatif kecil. Sektor pembiayaan roda empat, baik itu mobil baru, bekas dan fasilitas dana masih memberikan kontribusi mayoritas sekitar 99%.

Di tahun 2022, Ristiawan pun optimis penyaluran pembiayaan CNAF akan meningkat di atas 20% dari angka full year tahun 2021. Hal tersebut melihat outlook pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diprediksi akan jauh lebih baik sejalan dengan penanganan pandemi dan vaksinasi yang berjalan baik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×