kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Diterpa pandemi Covid-19, perbankan makin sibuk cari dana murah


Selasa, 26 Mei 2020 / 16:23 WIB
Diterpa pandemi Covid-19, perbankan makin sibuk cari dana murah


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kendati masih dalam era pandemi Covid-19, tren pertumbuhan dana murah alias current account and saving account (CASA) kian menggunung. Ini sejalan dengan strategi perbankan yang mendorong peningkatan CASA terutama lewat layanan digital.

Merujuk data Bank Indonesia (BI) misalnya per akhir Maret 2020 dua komponen CASA yakni giro dan tabungan mampu tumbuh dua digit. Giro perbankan tumbuh 23,5% secara year on year (yoy) menjadi Rp 1.469,8 triliun. Sedangkan dana tabungan meningkat 10,2% yoy menjadi Rp 1.953,5 triliun.

Berbeda dengan dana murah, deposito atau dana mahal malah tumbuh melambat karena hanya naik 2,5% yoy per Maret 2020 lalu. Menurut BI perlambatan deposito sangat wajar, sebab sejalan dengan tren penurunan suku bunga deposito di perbankan.

Baca Juga: Maybank (BNII) raih kenaikan laba bersih 29,7% di kuartal pertama 2020

Beberapa bankir yang dihubungi Kontan.co.id pun mengamini kalau fokus utama pendanaan saat ini memang beralih ke dana murah. 

PT Bank CIMB Niaga Tbk misalnya yang mengaku sudah 4-5 tahun terakhir pihaknya memang mengincar peningkatan rasio CASA. "Kami sudah berhasil jaga dari 40% sekitar 5 tahun lalu menjadi di atas 60% saat ini," tutur Lani Darmawan, Direktur Konsumer CIMB Niaga, Selasa (26/5).

Bukan tanpa sebab, menurutnya dana murah memang lebih hemat bagi perbankan dan mampu menekan bunga dana. Di sisi lain, menurut Lani CASA cenderung bersifat lebih stabil ketimbang deposito. Memakai strategi tersebut, bank bersandi bursa BNGA ini mengaku bisa lebih menjaga bunga pinjaman di pasar.

Ke depan, pengembangan CASA akan tetap menjadi fokus perusahaan. Apalagi, CIMB Niaga juga sudah meluncurkan aplikasi mobile banking bertajuk OctoMobile yang memudahkan transaksi perbankan nasabah hingga investasi.

"Teknologi ini merupakan salah satu faktor pendorong pertumbuhan dana murah, khususnya tabungan," imbuhnya.

Sebagai catatan saja, per Maret 2020 CIMB Niaga mencatat dana murah naik 18,8% secara tahunan dari Rp 102,41 triliun menjadi Rp 121,65 triliun. Peningkatan tersebut ditopang oleh giro dan tabungan yang masing-masing tumbuh 17,1% dan 20,3% secara yoy.

Baca Juga: Naik 11,8%, laba bersih CIMB Niaga tembus Rp 1,1 triliun di kuartal I

Namun sebaliknya, deposito CIMB Niaga justru menurun dari Rp 88,15 triliun per Maret 2019 menjadi Rp 80,91 triliun per akhir Maret 2020 atau menyusut 8,2% yoy. Tahun ini dan ke depan, Lani menyebut rasio CASA akan dijaga di level 60% hingga maksimal 65%.

Begitu pula dengan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang menjadikan strategi peningkatan CASA sebagai upaya penjagaan biaya dana. Merujuk laporan keuangan perusahaan, per Maret 2020 rasio CASA BNI terjaga di level 64,9% dan naik dari periode tahun sebelumnya yang sebesar 60,5%.

Rasio tersebut ditopang dari kenaikan dana giro sebesar 27,9% yoy menjadi Rp 214,33 triliun. Sementara untuk tabungan naik 8,1% yoy menjadi Rp 198,52 triliun sedangkan deposito tumbuh negatif 1,9% yoy. Bila dilihat secara historis, dalam tiga tahun terakhir BNI memang selalu menjaga rasio CASA di atas 60%.

Direktur Tresuri dan Internasional BNI Putrama Wahju Setyawan bilang strategi CASA memang mampu berhasil menekan biaya dan dan mendorong profitabilitas perseroan. Terbukti dari beban bunga yang turun 2,5% yoy per Maret 2020 lalu. Selain itu, penurunan beban bunga ini juga berhasil menekan cost of fund (CoF) perseroan sebanyak 30 basis poin menjadi 2,9%.

Bukan hanya bank besar saja, bank menengah seperti PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) rupanya juga mengadopsi strategi serupa. "Kami memang menjaga CASA untuk menurunkan biaya dana. Salah satunya melalui program-program produk tabungan," tutur Direktur Keuangan Bank Jatim Ferdian Timur Satyagraha.

Baca Juga: Laba Bank BNI masih naik 4,3% jadi Rp 4,25 triliun di kuartal I 2020

Meski begitu, bila merujuk pada paparan perusahaan per rasio CASA Bank Jatim tercatat turun dari 69,8% per Maret 2019 menjadi 64,68%. Kalau ditelisik, bank bersandi saham BJTM ini memang mencatat kenaikan cukup tinggi dana deposito per Maret 2020 sebanyak 30,37% yoy menjadi Rp 20,399 triliun.

Sementara itu dana giro justru menurun 6,24% dari Rp 20,05 triliun di Maret 2019 menjadi Rp 18,8 triliun di kuartal I 2020 lalu.

Namun, dana tabungan masih mencatatkan ekspansi sebesar 15,18% secara tahunan hingga menembus Rp 18,56 triliun. "Ke depan targetnya rasio CASA dijaga di atas 70%," ungkapnya. Untuk lebih mendorong CASA, Ferdian bilang pihaknya akan menggenjot sisi tabungan dan melego sebagian dana deposito.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×