Reporter: Issa Almawadi | Editor: Sandy Baskoro
JAKARTA. Sejumlah bank kembali menyiapkan langkah memupuk modal di tahun ini. Bukan hanya untuk kelangsungan bisnis, peningkatan modal menjadi salah satu cara bagi bank naik kelas dan menjamah bisnis baru.
Bank CIMB Niaga salah satunya. Pekan lalu, bank yang mayoritas sahamnya milik investor Malaysia ini memastikan tidak membagikan dividen dan menahan seluruh laba 2013 untuk permodalan. "Dengan tak membagi dividen, menjadi salah satu akselerasi kami masuk ke BUKU 4," tutur Arwin Rasyid, Direktur Utama CIMB Niaga.
Bank umum kelompok usaha (BUKU) 4 adalah bank dengan modal inti di atas Rp 30 triliun. Bank BUKU 4 dapat melakukan seluruh kegiatan usaha dalam rupiah dan valuta asing dan melakukan penyertaan 35% pada lembaga keuangan dalam dan luar negeri dengan cakupan wilayah lebih luas daripada BUKU 3.
Modal inti CIMB Niaga per akhir 2013 senilai Rp 22,9 triliun, naik 19,9% dari akhir 2012 sebesar Rp 19,1 triliun. Dengan laba Rp 4,3 triliun pada 2013, modal CIMB Niaga bisa mencapai Rp 27 triliun. Ini berarti hanya butuh Rp 3 triliun masuk BUKU 4.
Selain mengandalkan laba 2014, CIMB berupaya merilis surat utang. "Kami pertimbangkan setelah kuartal III nanti. Kebutuhan obligasi disesuaikan dengan proyeksi pinjaman," terang Arwin.
Sedangkan Bank Jawa Barat dan Banten (BJB) yang membagi dividen sebesar Rp 757,28 miliar dari laba 2013, berhasil meningkatkan status menjadi BUKU 3. Saat ini, modal inti BJB mencapai Rp 5,48 triliun.
Tak puas sampai di sini, Direktur Utama BJB, Bien Subiantoro, masih berharap bisa menerbitkan obligasi di tahun ini. "Kami akan terbitkan obligasi berkelanjutan. Di tahap pertama, kami coba terbitkan Rp 2,5 triliun," kata dia.
Manajemen belum memastikan total dana yang diincar. Menurut Bien, BJB akan melihat situasi pasar serta target harga dan bunga. Yang jelas, target harga dan bunga harus lebih rendah daripada obligasi yang sudah diterbitkan BJB sebelumnya.
Bank Bukopin juga baru mengerek status ke BUKU 3 tahun ini. Hal itu setelah modal intinya menyentuh Rp 6,2 triliun. "Tahun ini kami resmi jadi BUKU 3. Dengan begitu, kami bisa lebih leluasa mengembangkan produk," tutur Glen Glenardi, Direktur Utama Bukopin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News