Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah setahun pandemi, kredit perbankan mulai menggeliat seiring pemulihan ekonomi. Hal ini akan berdampak bagi pendapatan bunga bersih atau net interest margin (NIM) perbankan.
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menyatakan pergerakan NIM akan tergantung pada biaya dana yang akan mengikuti suku bunga acuan Bank Indonesia. Direktur BCA Jahja Setiaatmadja bilang, selain itu, DPK BCA yang didominasi 77,2% oleh dana murah, sehingga bila suku bunga acuan berubah, hanya deposito yang bisa dengan mudah mengikutinya.
Lebih lanjut, dia mengatakan, dalam menyalurkan kredit terdapat berbagai macam segmen mulai dari konsumsi, UMKM, ritel, komersil, hingga korporasi dengan beragam karakternya. Sehingga perolehan keuntungan dari kredit dan kombinasi dari biaya dana tidak bisa dipastikan.
“Untuk memprediksi NIM susah, yang penting kami berusaha meningkatkan kredit. Karena itu memang dibutuhkan dan itu tugas dan tanggung jawab kami untuk tingkatkan bersama,” jelas Jahja di pekan lalu.
Baca Juga: Tahun ini, perbankan bertekad pertahankan margin bunga bersih (NIM)