kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

DSN: MEA 2015 merugikan Indonesia


Kamis, 19 September 2013 / 18:17 WIB
ILUSTRASI. Sejumlah warga mengantre untuk membeli minyak goreng curah. ANTARA FOTO/Anis Efizudin/hp.


Reporter: Dea Chadiza Syafina |

JAKARTA. Jumlah penduduk Indonesia 2013 diperkirakan mencapai 248 juta jiwa. Dilihat dari segi ekonomi, Indonesia merupakan pasar yang besar, termasuk dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015.

Ketua Harian Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia Ma'ruf Amin bilang, untuk Indonesia, pelaksanaan MEA pada 2015 mendatang akan lebih banyak mendatangkan kerugian dibanding keuntungan. Sebab menurutnya, dengan proyeksi jumlah penduduk Indonesia pada 2013 yang mencapai 248 juta jiwa, tentu Indonesia merupakan pasar yang paling potensial bagi negara-negara ASEAN lainnya.

Catatan saja, proyeksi jumlah penduduk 2013 negara Brunei Darussalam hanya sebanyak 407.000 jiwa, Singapura sebanyak 5,4 juta jiwa, Laos sebanyak 6,6 juta jiwa, Kamboja diperkirakan sebanyak 14 juta, Malaysia sebanyak 30 juta jiwa, Myanmar sebanyak 62 juta jiwa, Thailand sebanyak 67 juta jiwa, Vietnam sebanyak 89 juta jiwa dan Filipina sebesar 98 juta jiwa.

"Pasar Malaysia sudah habis karena memang jumlah penduduknya jauh lebih sedikit dibandingkan Indonesia. Karena itu sebetulnya MEA banyak ruginya daripada untungnya untuk Indonesia," kata Ma'ruf dalam Dialog Keuangan Syariah dengan tema Tantangan Lembaga Keuangan Syariah Menghadapi Pasar Bersama ASEAN 2015.

Karena itu, lanjut Ma'ruf, industri di Indonesia harus lebih ekstra dalam mempersiapkan diri menyambut MEA 2015 mendatang. "Harus membuat diri lebih kuat, baik UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) maupun industri besar. Karena Indonesia justru merupakan pasar yang paling potensial. Industri dan UMKM harus lebih menyiapkan ketangguhan," ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Industri Keuangan Non Bank Syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mochammad Muchlasin bilang, dari 248 juta jiwa proyeksi penduduk Indonesia pada 2013, diperkirakan terdapat 205 juta jiwa penduduk dengan status muslim. Dari angka 205 juta jiwa tersebut, sebanyak 50% atau lebih dari 100 juta jiwa diperkirakan merupakan penduduk dengan penghasilan rendah.

Karena itu, sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sangat tinggi di Indonesia. Muchlasain bilang, menghadapi pasar bersama atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015, sektor UMKM perlu meningkatkan kemampuan diri mengingat tantangan yang akan dihadapi akan sangat besar.

"Banyak tantangan menyongsong MEA 2015. Karena itu industri terutama UMKM dengan mayoritas muslim, harus menyiapkan diri dengan lebih baik lagi," kata Muchlasin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×