Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi yang seret akibat pandemi virus corona (Covid-19) membuat perbankan semakin berhati-hati menyalurkan kredit. Apalagi, dengan meningkatnya tren restrukturisasi kredit, hampir sebagian besar bank kini memilih untuk fokus menyoroti kualitas kredit yang berpotensi memburuk.
Artinya, di tahun 2020 ini perbankan tidak akan bernafsu untuk mendorong ekspansi kredit seperti tahun-tahun sebelumnya. Ambil contoh, PT Bank Mayapada Internasional Tbk (MAYA) yang mengatakan pertumbuhan kredit akan sangat kecil. Direktur Utama Bank Mayapada Hariyono Tjahjarijadi bilang hal ini berkaitan dengan kondisi pandemi yang sampai sekarang belum menunjukkan tanda-tanda selesai.
Tetapi bukan hilang harapan, Hariyono menyebut secara bertahap pemerintah dan perusahaan telah menyusun protokol kesahatan yang lebih baik. Bila berlangsung mulus, bisa jadi kredit akan mulai bergerak. "Kapanpun ekonomi mulai bergerak, maka kredit pun akan mulai naik," kata Hariyono kepada Kontan.co.id, Senin (25/5).
Baca Juga: Ikuti perkembangan ekonomi, perbankan revisi target kredit di tahun ini
Hanya saja, khusus di tahun 2020 diprediksi kredit Bank Mayapada masih akan flat. Peluang kredit menurutnya baru akan muncul ketika aktivitas masyarakat telah masuk ke era normal baru (new normal).
Sebagai gambaran saja, merujuk laporan bulanan per April 2020 kredit Bank Mayapada tercatat sebesar Rp 55,74 triliun atau turun 15,75% dari pencapaian tahun sebelumnya yaitu Rp 66,17 triliun.
Baca Juga: Restrukturisasi kredit terdampak corona masih didominasi bank BUMN, ini rinciannya
Meski begitu, setiap bank punya caranya tersendiri untuk tetap mendorong ekspansi di tengah pandemi. PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara (Bank Sumut) misalnya yang menyebut masih bisa mengandalkan kredit multi guna. Menurut Sekretaris Perusahaan Bank Sumut Syahdan Siregar, sampai dengan kuartal II 2020 permintaan kredit multiguna masih berjalan normal.
Tetapi, untuk jenis kredit lain seperti ritel dan korporasi memang terjadi koreksi yang cukup dalam. "Paling tidak kredit tahun ini flat," terangnya. Proyeksi ini jelas jauh dari target Bank Sumut di awal tahun yang sempat menyentuh 10% secara year on year (yoy).
Adapun, sampai dengan kuartal I 2020 sejauh ini kredit Bank Sumut menurutnya tumbuh sangat tipis alias hanya naik 0,03% yang ditopang oleh pertumbuhan kredit konsumer.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News