CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.902   -8,00   -0,05%
  • IDX 7.167   -48,04   -0,67%
  • KOMPAS100 1.095   -7,66   -0,69%
  • LQ45 872   -4,17   -0,48%
  • ISSI 217   -1,53   -0,70%
  • IDX30 446   -1,67   -0,37%
  • IDXHIDIV20 540   0,28   0,05%
  • IDX80 126   -0,86   -0,68%
  • IDXV30 136   0,18   0,13%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,19%

Ekonomi mulai pulih, bisnis asuransi jiwa kembali menggeliat


Senin, 17 Mei 2021 / 16:43 WIB
Ekonomi mulai pulih, bisnis asuransi jiwa kembali menggeliat
ILUSTRASI. Petugas kebersihan membersihkan logo-logo perusahaan asuransi jiwa di kantor Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Jakarta, Selasa (27/10). KONTAN/Carolus Agus Waluyo/27/102/2020.


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Seiring upaya pemulihan ekonomi, kondisi perekonomian kini berangsur pulih dan beragam kegiatan bisnis mulai menggeliat. Hal ini dialami pemain asuransi jiwa yang mulai merasakan peningkatan permintaan tahun ini.

Bahkan, pada kuartal pertama 2021 ini, peningkatan permintaan telah mendorong pendapatan premi industri. Otoritas Jasa Keuangan (OJK), mencatat premi industri asuransi jiwa naik hingga 24,77% yoy menjadi Rp 50,86 triliun per Maret 2021. 

Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) memperkirakan ada dua faktor yang mendorong peningkatan premi industri. Pertama, pembelian asuransi mulai bergairah pada awal tahun sejak dipasarkan pada tahun lalu.

Baca Juga: Segera beroperasi, ini jajaran lengkap manajemen IFG Life

"Penjualan asuransi butuh waktu. Ketika agen menawarkan asuransi tahun lalu belum tentu langsung mau. Jadi pendekatan tahun lalu baru terealisasi di awal 2021," kata Direktur Eksekutif AAJI Togar Pasaribu, pekan lalu. 

Faktor kedua, kemungkinan daya beli masyarakat membaik sehingga penjualan asuransi ikut terangkat. Alhasil, industri asuransi jiwa mengantongi premi lebih besar seiring peningkatan bisnis proteksi. 

Dengan kenaikan itu, asosiasi memperkirakan peningkatan bisnis asuransi akan berlanjut pada kuartal kedua 2021. Bahkan, asosiasi memproyeksi pendapatan premi industri bisa tumbuh dobel digit sampai akhir tahun. 

Proyeksi pertumbuhan itu didukung sejumlah faktor mulai dari program pemulihan ekonomi nasional (PEN), program vaksinasi Covid-19, pemanfaatan teknologi pada proses bisnis maupun pemasaran selama pandemi. Kemudian peningkatan kesadaran masyarakat akan asuransi saat pandemi. 

Baca Juga: Kirim surat ke Presiden Jokowi, BPKN minta negara hadir di kasus Jiwasraya

Peningkatan premi ini dibarengi kenaikan klaim yang dibayarkan perusahaan asuransi jiwa. Hingga Maret 2021, jumlah klaim yang dibayarkan perusahaan asuransi meningkat 5,92% menjadi Rp 39,13 triliun. 

Salah satu pemain, BRI Life juga mencatatkan pertumbuhan bisnis 13,88% yoy menjadi Rp 1,64 triliun pada triwulan I 2021.  Perusahaan asuransi jiwa ini menargetkan premi premi Rp 5,57 triliun tahun ini. 

"Kami yakini target penjualan 2021 akan dapat dicapai melalui kerja keras semua bagian dan dukungan dari semua pihak, sehingga target tersebut dapat dicapai pada bulan September 2021 mendatang dan akan melampauinya hingga akhir tahun 2021," kata Direktur Pemasaran dan Bisnis Syariah BRI Life Anik Hidayati. 

Baca Juga: Asuransi Tugu Pratama (TUGU) akan membagikan 35% laba sebagai dividen

Perusahaan berambisi menjadi lima besar perusahaan asuransi berdasarkan market share pendapatan premi bruto (GWP) tahun ini dengan mengoptimalisasikan kanal-kanal pemasaran. Kemudian pengembangan produk yang kompetitif serta mengembangkan kualitas layanan secara prima. 

Tahun lalu, perusahaan belum mencapai target secara keseluruhan karena ada kanal bisnis AJK (Asuransi Jiwa Kredit) terkena dampak pandemi. Meski demikian, perusahaan bisa menutupi bisnis berkat kontribusi kanal bancassurance. 

Selanjutnya: Hingga April 2021, return unitlink pendapatan tetap paling tinggi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×