Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli
Sektor-sektor tersebut antara lain, infrastruktur dan konstruksi, teknologi informasi dan komunikasi, manufaktur, kesehatan dan farmasi, pariwisata dan ekonomi kreatif, dan juga sektor properti dan real estate.
Efdinal menuturkan, dalam menjaga pertumbuhan kredit korporasi di tengah ketidakpastian ekonomi membutuhkan strategi yang seimbang antara agresivitas pertumbuhan dan mitigasi risiko, misalnya dengan melakukan diversifikasi portofolio kredit dengan mengurangi risiko konsentrasi pada sektor tertentu yang rentan terhadap pelemahan ekonomi, dan melakukan pengelolaan risiko yang lebin ketat agar dapat menekan rasio kredit bermasalah (NPL).
Selain itu, memastikan kualitas kredit tetap terjaga, yaitu dengan memperketat analisis risiko kredit, termasuk stres uji (stress test) untuk skenario ekonomi yang buruk dan memantau sektor-sektor rentan secara lebih intensif, seperti properti atau komoditas.
Baca Juga: Sambut Hari Antikorupsi Sedunia 2024, Askrindo Perkuat Komitmen Pencegahan Korupsi
"Bank juga memperkuat hubungan dengan nasabah korporasi, sehingga dapat meningkatkan loyalitas dan memperluas peluang bisnis dari klien yang sudah ada," tandasnya.
Sementara Presiden Direktur PT CIMB Niaga, Lani Darmawan mengatakan, pada tahun depan di perkirakan cost of fund masih tinggi dengan berbagai tantangan ekonomi. Oleh karena itu pihaknya akan fokus pada pertumbuhan kredit UMKM dan ritel
"Kami akan fokus pada pertumbuhan loan yang akan konsisten di UKM & ritel KKB KPM. Sementara kredit korporasi kami perkirakan tumbuh sekitar 5%-6% an saja," katanya.
Ari Rizaldi, Direktur Treasury & International Banking PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI juga bilang, kalau di tengah tantangan ekonomi global korporasi akan menyesuaikan diri dari segi permintaan kredit demi tercapainya kondisi keseimbangan pasar.
Baca Juga: Meski Daya Beli Menurun, Kualitas Kredit Korporasi Lebih Terjaga
Walau demikian, dirinya melihat peluang penurunan suku bunga acuan terbuka lebar pada tahun depan, yang akan turut menjadi sentimen positif bagi penyaluran kredit korporasi.
"Komitmen kami sebagai bank yang menjalankan fungsi intermediasi pasti harus meningkatkan pembiayaannya (untuk segmen korporasi) pada 2025," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News