CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.879   -20,00   -0,13%
  • IDX 7.141   -73,55   -1,02%
  • KOMPAS100 1.093   -10,03   -0,91%
  • LQ45 872   -3,51   -0,40%
  • ISSI 215   -3,49   -1,60%
  • IDX30 447   -1,05   -0,23%
  • IDXHIDIV20 540   0,91   0,17%
  • IDX80 125   -1,17   -0,92%
  • IDXV30 135   -0,50   -0,37%
  • IDXQ30 149   -0,06   -0,04%

Ekspansi kredit, CIMB Niaga tak sebarkan dividen


Senin, 28 Maret 2011 / 16:38 WIB
Ekspansi kredit, CIMB Niaga tak sebarkan dividen
ILUSTRASI. Bandara internasional Soekarno Hatta


Reporter: Roy Franedya |

JAKARTA. PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) berniat mendongkrak penyaluran kredit tahun ini. Agar niatan tersebut tercapai, bank milik investor Malaysia ini berencana tidak membagikan dividen dari laba tahun 2010 dan memperkuat permodalan dengan laba ditahan. Tahun lalu, CIMB Niaga berhasil mencetak laba bersih Rp 2,55 triliun.

Vice CEO & Corporate Banking Director CIMB Niaga Catherine Hadiman mengatakan pihaknya tidak membagikan dividen untuk memperkuat permodalan untuk mendukung ekspansi tahun ini. Salah satu fokus pengembangan adalah sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). "Tahun ini, kami targetkan penyaluran kredit bisa tumbuh di atas 20%," ujarnya, Senin (28/3). Tahun ini, CIMB berniat untuk menambah outlet sebanyak 200 unit. Per 17 Maret 2011 jumlah outlet milik bank berkode saham BNGA ini sudah mencapai 154.

Direktur Utama Bank CIMB Niaga Arwin Rasyid mengatakan tahun ini, bank hasil merger antara Niaga dan Lippo ini akan mengembangkan seluruh lini bisnisnya untuk menggenjot kredit. Tetapi salah satu fokusnya adalah pengembangan kredit sektor ritel.

Ada dua alasan mengapa CIMB mengembangkan kredit ritelnya. Pertama, Pinjaman terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia masih rendah jika dibandingkan dengan negara lain. "Saat ini pinjaman terhadap PDB Indonesia di bawah 30%, sementara di Malaysia sudah mencapai 120%, Thailand 100% dan Singapura 80%," ujarnya.

Kedua, pendapatan perkapita Indonesia yang sudah mendekati US$ 40.000 per tahun. Artinya, kemampuan masyarakat berbelanja sudah semakin tinggi sehingga pinjaman sektor ritel akan semakin tinggi. "Berdasarkan data BPS jumlah penduduk menengah ke atas Indonesia sudah mencapai 23 juta orang dan 2015 akan menjadi 50 juta orang ini potensi ritel yang bisa dimaksimalkan," terangnya.

Arwin bilang dari kredit ritel lini bisnis yang akan digenjot adalah kredit kepemilikan mobil (KPM), kredit kepemilikan rumah (KPR) dan kartu kredit. Tahun lalu, kredit KPR CIMB mencapai Rp 15,4 triliun, tumbuh 21% yang merupakan kontributor terbesar bagi perbankan ritel dengan porsi 49% terhadap total penyaluran kredit konsumsi.

KPM tumbuh meningkat sebesar 51% dengan total baki kredit Rp 12,7 triliun, 40% total portfolio kredit. Kartu kredit, tumbuh 45% menjadi 1 juta kartu. Piutangnya Rp 2,1 triliun meningkat 50%. "Tahun ini kami targetkan masing-masing kredit bisa tumbuh 30%. Untuk kredit KPM bisa tumbuh di atas 40%," tambahnya.

Arwin menambahkan untuk menyiasati mismatch pendanaan untuk KPR, BNGA sedang melakukan kajian sekuritisasi aset KPR. "Kami sedang menunggu hasil kajian tim kami, bila memungkinkan akan kami lakukan,” terangnya.

Arwin bilang melihat ekspansi yang gencar tahun ini pihaknya merasa perlu untuk memperkuat permodalan. Tahun ini CIMB berniat untuk mempertahankan rasio kecukupan modal atawa capital adequacy ratio (CAR) minimal 14%. Saat ini, CAR CIMB Niaga berada di level 14,76%. "Kalau CAR kami turun maka kami perlu tambahan modal dengan right issue dan subdebt," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×