Reporter: Christine Novita Nababan |
JAKARTA. Pengaturan kredit produktif dan UMKM mulai berdampak ke industri bank perkreditan rakyat (BPR). Tahun ini, bank yang bermain di segmen mikro tersebut memperkirakan mendapat limpahan dana lebih besar dari bank umum dalam bentuk linkage program. Sedangkan porsi deposito atau dana mahal akan berkurang.
Perubahan ini memperbaiki struktur biaya BPR, sehingga bunga kredit bisa lebih rendah lagi. Tahun ini, porsi dana dari linkage program akan meningkat menjadi 20%, dari 18% tahun 2012. Sedangkan deposito berkurang menjadi 50%, dari tahun sebelumnya sebanyak 55%. Porsi tabungan akan meningkat dari 26,39% menjadi 30%.
Perbaikan di biaya dana ini diharapkan berimbas ke rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO). Dari tahun ke tahun, rasio BOPO BPR terus membaik. Pada 2012, BOPO menyentuh 77%, lebih rendah dibandingkan 2011 di 79%.
Tahun ini, angkanya akan turun lagi di kisaran 75%. "Saat ini, kepercayaan masyarakat terhadap BPR meningkat. Kami menjadi lebih mudah menggenjot dana murah untuk meringankan beban bunga," kata Joko Suyanto, Ketua Umum Perhimpunan BPR Indonesia (Perbarindo), pekan lalu.
Sejatinya, bunga yang dibayar BPR ke bank umum, tak jauh berbeda dengan bunga deposito BPR ke nasabah. Tahun lalu, bunga linkage program rata-rata 8% - 11%. Sementara bunga deposito di BPR rata-rata di atas 8%. Namun, pasokan dana dari bank umum memberikan kepastian ketersediaan likuiditas. Sedangkan deposito cenderung tidak stabil, bergerak mengikuti tawaran bunga tertinggi.
Pengelola BPR optimistis, bunga linkage akan turun lagi. Pemberlakuan alokasi kredit produktif dan UMKM, mendorong bank umum yang belum memiliki keahlian melayani UMKM, memperbanyak kerja sama dengan BPR. Jadi, pasokan dana ke BPR bakal lebih melimpah, sehingga bisa menekan bunga. Belum lagi rencana sejumlah bank pembangunan daerah (BPD) ngin menjadi Apex Bank BPR.
Tahun lalu, industri BPR membukukan laba Rp 2,2 triliun, tumbuh 19,5%. Kredit meningkat 21,2% menjadi Rp 49,8 triliun. "Sumber pendanaan dari DPK 81,84% dan linkage sekitar 18%," ujar Joko.
Dari sisi kualitas kredit, kumpulan bank mini ini berhasil menurunkan rasio kredit bermasalah (NPL). Dari 5,22% menjadi 4,75%. Sedangkan aset meningkat 20,79% menjadi Rp 67,3 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News