kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Gagal Bayar Berujung Gugatan ke Investree


Sabtu, 03 Februari 2024 / 07:30 WIB
Gagal Bayar Berujung Gugatan ke Investree
ILUSTRASI. Tekfin pinjaman investree sebagai salah satu solusi teknologi finansial di bidang pinjaman. KONTAN/BAihaki/12/4/2018


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lender ramai-ramai menggugat PT Investree Radhika Jaya (Investree) gara-gara masalah gagal bayar yang tak kunjung kelar. Tercatat, sudah ada tiga gugatan yang dilayangkan lender di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

Berdasarkan pantauan Kontan.co.id, baru-baru ini sebanyak 9 lender menggugat Investree atas dasar perkara wanprestasi atau gagal bayar. Adapun gugatan itu terdaftar pada 31 Januari 2024 di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dengan nomor perkara 123/Pdt.G/2024/PN JKT.SEL.

Namun, belum ada detail informasi yang ditampilkan lebih lanjut dalam perkara tersebut.Tercantum, nilai gugatan perkara tersebut sebesar Rp 2,25 miliar. 

Selain itu, dua perkara sebelumnya, yakni perkara nomor 43/Pdt.G/2024/PN JKT.SEL yang didaftarakan 16 lender sebagai penggugat pada 11 Januari dan perkara 1177/Pdt.G/2023/PN JKT.SEL yang didaftarkan 9 lender sebagai penggugat pada 5 Desember 2023. 

Baca Juga: Ini Respons Sejumlah Lender Terkait Langkah Investree Atasi Masalah Gagal Bayar

Pada 3 perkara tersebut, lender Investree menunjuk Grace Sihotang sebagai kuasa hukum. Kuasa Hukum Lender Investree, Grace Sihotang, sempat mengatakan kepada Kontan bahwa para lender intinya menuntut agar uang mereka dikembalikan oleh Investree. Paling tidak pokok pinjamannya.

"Mereka sudah menunggu lama, malah ada yang sudah 3 tahun," ujarnya.

Upaya Penyelamatan Investree

Atas berbagai permasalahan yang terjadi selama ini, pemegang saham mayoritas PT Investree Radhika Jaya (Investree), yakni Investree Singapore Pte. Ltd., pada akhirnya memberhentikan Adrian Gunadi dari jabatannya sebagai Direktur Utama platform fintech peer to peer lending tersebut.

Untuk mengatasi gagal bayar tersebut, Investree Singapore Pte. Ltd., juga telah memutuskan cara terbaik untuk menyelesaikan permasalahan gagal bayar yang terjadi selama ini, yakni dengan menyuntikan modal baru dari investor dan restrukturisasi.

Baca Juga: Pemilik Investree Bakal Suntik Ekuitas Baru dari Investor, Ini Kata Pengamat

Mewakili Investree, Co-Founder atau Director Investree Singapore Pte. Ltd., Kok Chuan Lim mengatakan, pihaknya akan ikut campur dalam penyelesaian masalah gagal bayar yang terjadi dengan mengambil cara restrukturisasi dan penyuntikan modal baru dari investor.

“Kami berharap dapat segera menyelesaikan rencana restrukturisasi dengan penyuntikan ekuitas baru dari investor,” ucap Lim dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Rabu (31/1).

Mengenai hal itu, sumber Kontan mengungkapkan memang bakal ada suntikan dana dari shareholder. 

"Akan tetapi, belum tahu dananya berapa dan kapan dapatnya," ujarnya kepada Kontan.

Selain itu, sumber Kontan.co.id menyebut untuk menjalankan rencana restrukturisasi, kemungkinan akan ada tindakan yang dilakukan Investree.

"Bisa saja dikempiskan lagi jumlah karyawannya atau merger ke perusahaan lain. Namun, belum ada kabar lanjutan terkait hal itu," ungkapnya.

Baca Juga: Lagi, Lender Menggugat Investree Gara-gara Masalah Gagal Bayar

Mengenai upaya penyelamatan Investree tersebut, Kuasa Hukum Lender Investree Grace Sihotang merasa optimistis dana lender akan kembali.

"Kenapa? Sebab, Investree itu menurut saya punya perusahaan induk di Singapura dan bisa menyuntikkan dana. Istilahnya, kestabilannya masih lebih baik, jika dibandingkan TaniFund. Kalau TaniFund itu perusahaan yang dimiliki pemodal lokal, sehingga penyelesaiannya pun akan sulit," ucapnya kepada Kontan.co.id.

Grace pun mencontohkan skema Investree soal penyuntikan modal dari investor ibarat seperti kondisi Indonesia saat 1998. Dia bilang saat itu masa saat krisis moneter menyebabkan keuangan Indonesia hancur, tetapi segera mendapat suntikan dari pemerintah negara lain.

Grace menyebut Investree juga punya nama besar perusahaan induk dan dia meyakini platform tersebut masih bisa meminjam modal untuk menangani masalaahnya supaya menjadi normal lagi.

"Saya percaya akan bangkit kembali dan bisa menyelesaikan masalah lender dengan suntikan dana itu," ujarnya.

Baca Juga: Adrian Gunadi Dicopot dari Direktur Utama, Ini Kata Kuasa Hukum Lender Investree

Respons Lender Investree

Upaya penyelamatan Investree tersebut juga mendapatkan perhatian dari para lender. Terkait restrukturisasi, salah satu lender Investree, Febry Christoper, merasa masih ragu dengan cara yang akan diambil Investree tersebut.

Adapun Febry mengatakan uangnya yang disalurkan lewat Investree belum kembali sekitar Rp 155 juta.

"Restrukturisasi hanya cara Investree untuk mengulur-ulur waktu saja. Kami intinya meminta pengembalian dana yang disalurkan kepada Investree," ujarnya kepada Kontan.co.id.

Febry bilang, rencana restrukturisasi sebenarnya sudah pernah dikemukakan Investree jauh-jauh hari sebelumnya. 

"Semua borrower yang telat bayar 2 tahun pun Investree bilang akan mereka bantu restrukturisasi, bahkan sampai dengan PKPU," katanya.

Baca Juga: Jurus Jitu Investree Atasi Gagal Bayar, Suntik Modal Baru dan Restrukturisasi

Meskipun demikian, Febry berharap dengan adanya re-organisasi di tubuh Investree bisa mengembalikan pendanaan para lender secepatnya.

Dia menyampaikan hanya perlu action plan maupun skema yang konkret dari Investree untuk menyelesaikan tunggakan yang ada saat ini. 

Febry juga berharap pemerintah maupun OJK seharusnya bisa lebih memerhatikan permasalahan Investree. Sebab, dia menduga banyak hal yang tak transparan dalam Investree. 

"Pemerintah dan OJK sebagai pengawas harus peka sejak dini karena banyak yang tidak transparan di Investree. Mereka (Investree) bisa saja mencari investor atau pendanaan lain. Akan tetapi, harus ada cara yang pasti untuk membayar dana lender, misalnya dalam jangka waktu berapa lama," ungkapnya.

Lender Investree lainnya yang menjadi korban gagal bayar, Dessy Andiwijaya, tak mempermasalahkan rencana Investree terkait restrukturisasi.

Dia menyebut akan mengikutinya selama cara tersebut bisa mengembalikan uang yang dimilikinya.

"Iya enggak apa-apa kalau dicicil," katanya kepada Kontan, Kamis (1/2).

Baca Juga: Pemilik Investree Bakal Suntik Ekuitas Baru dari Investor, Ini Kata Lender

Mengenai penyuntikkan permodalan dari investor, Dessy mengaku agak pesimistis dengan rencana tersebut. Dia bilang investor tentu akan menimbang kembali keputusan untuk menyuntikkan modal mengingat Investree kini tengah diterpa banyak masalah.

"Sebab, track record Investree di Indonesia sudah sangat buruk. Namun, kalau ada keajaiban investor menyuntikkan modal lagi, kemungkinan dana lender akan kembali," ungkap Dessy. 

Adapun Kontan.co.id sudah menghubungi pihak Investree, termasuk public relation-nya. Akan tetapi, mereka menolak berkomentar.

Sebagai informasi, Investree tengah dihadapkan masalah kredit macet. Adapun TKB90 Investree pada 2 Februari 2024 sebesar 83,56%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×