Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Serupa dengan perusahaan pembiayaan (multifinance) lainnya, PT BFI Finance Indonesia juga mencatat kenaikan pengeluaran yang cukup besar di tahun 2014.
Berdasarkan laporan keuangan dari Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia, total beban BFI tahun lalu mencapai Rp 1,55 triliun atau melonjak 27,04% ketimbang tahun sebelumnya.
Direktur BFI, Sudjono menuturkan, pengeluaran yang kian besar tersebut masih dalam batas wajar. Ada beberapa faktor yang membuat pengeluaran perusahaan bertambah.
Pertama yaitu terkait ketentuan batas upah minimum regional yang meningkat pada tahun 2014. Tahun lalu, gaji dan tunjangan di BFI nilainya mencapai Rp 508,9 miliar atau sebesar 32,83% dari total pengeluaran.
Selain itu, lanjut Sudjono, aksi ekspansi jaringan BFI dalam kurun dua tahun terakhir juga berpengaruh besar terhadap beban perseroan. "Dampak dari penambahan cabang yang cukup banyak di dua tahun ini, sejumlah 75 cabang. Hal ini menjadi pendorong kenaikan beban," ujarnya.
Data terakhir, BFI memiliki sekitar 243 kantor cabang dan 47 jaringan yang tersebar di seluruh tanah air.
Menurut Sudjono, untuk membuka satu kantor cabang dibutuhkan sekitar Rp 500 juta jika berlokasi di pulau Jawa dan Rp 800 juta jika berlokasi di wilayah Indonesia Timur. Di tahun 2015 ini, BFI menargetkan akan menambah 20 kantor cabang lagi.
Sumber pengeluaran yang besar lainnya yaitu dari beban bunga dan keuangan yang mencapai Rp 503,41 miliar. "Tapi beban naik juga karena pembiayaan naik," pungkasnya.
Memang pendapatan BFI tercatat tumbuh 21,16% dari semula Rp 1,89 triliun pada tahun 2013 menjadi Rp 2,29 triliun tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News