kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.284.000   34.000   1,51%
  • USD/IDR 16.595   -40,00   -0,24%
  • IDX 8.169   29,39   0,36%
  • KOMPAS100 1.115   -0,85   -0,08%
  • LQ45 785   2,96   0,38%
  • ISSI 288   0,88   0,31%
  • IDX30 412   1,48   0,36%
  • IDXHIDIV20 463   -0,53   -0,11%
  • IDX80 123   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 129   -0,13   -0,10%

Genjot bisnis DPLK, Mandiri jaring sesama BUMN


Selasa, 26 Juli 2011 / 13:08 WIB
Genjot bisnis DPLK, Mandiri jaring sesama BUMN
ILUSTRASI. Pekerja melintas di dekat layar digital pergerakan saham di Gedung BEI, Jakarta, Jumat (9/10/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 14,52 poin atau 0,29 persen ke posisi 5.053,66. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/wsj.


Reporter: Andri Indradie |

JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mulai mengejar target kontribusi bisnis Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK). Segmen ini tergolong baru bagi Mandiri mengingat izin dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) baru didapatkan sekitar kuartal I tahun ini.

Director institutional Banking Bank Mandiri Abdul Rachman mengatakan, pemasaran DPLK memang baru mulai awal Juli tahun ini. Tahap pertama, bank pelat merah terbesar di industri perbankan berdasarkan aset ini akan menawarkannya kepada para karyawan, baik itu karyawan bank sebagai induk usaha maupun karyawan-karyawan di anak usaha. Menurut rencana, tahap pertama bisa dicapai hingga akhir tahun ini.

Saat ini saja, jumlah karyawan Mandiri sudah sekitar 25.000 karyawan. Sementara anak usahanya memiliki sekitar 3.000 karyawan. Artinya, jumlah peserta DPLK Mandiri bisa mencapai 28.000 peserta sampai akhir 2011.

Saat yang bersamaan, Mandiri sekaligus akan melaksanakan tahap kedua, yaitu menjaring karyawan perusahaan-perusahaan sesama Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun perusahaan swasta. "Terakhir, sudah ada sekitar 10 lebih perusahaan BUMN yang tertarik dan 4 perusahaan swasta yang akan bekerjasama dengan Bank Mandiri di pengelolaan dana pensiun melalui DPLK Bank Mandiri," ujar Abdul Rachman, usai penandatanganan kredit antara Bank Mandiri dan PT Pelindo II di kantor Kementerian BUMN Jakarta, Selasa (26/7).

Tak hanya itu, lanjut Abdul, Mandiri juga akan menjalin kerjasama dengan perusahaan-perusahaan yang pembayaran gaji karyawannya menggunakan jasa Mandiri (payroll). Jumlah perusahaan yang bekerjasama dengan Mandiri ini bisa ratusan perusahaan.

Kontribusi pendapatan

Tanpa bersedia menyebut target dana kelolaan, Abdul bercerita, sampai akhir tahun ini setidaknya DPLK sudah memberi kontribusi terhadap keuntungan Mandiri. Maklumlah, bank bisa mendapat keuntungan fee based income dari pengelolaan dana pensiun tersebut yang biasanya bank mematok fee di kisaran 0,75%-1%.

"Memang belum akan signifikan. Tidak sampai 5%," cetusnya.

Namun, Abdul percaya diri, kontribusi DPLK terhadap keuntungan Mandiri akan mulai signifikan tahun depan. Terutama, jika kerjasama dengan perusahaan-perusahaan tersebut berjalan. "Saya akan membuat target setiap tiga bulan dan mendorong bisnis baru ini mencapai targetnya. Saya optimis, mulai tahun depan bisnis DPLK sudah jelas dan target tercapai," imbuh Abdul.

Yang pasti, banyak keuntungan yang diperoleh Mandiri dari bisnis baru DPLK. Selain fee based income, kata Abdul, Mandiri juga bisa memperoleh tambahan Dana Pihak Ketiga (DPK) dari dana kelolaan yang ditempatkan di deposito. DPLK bisa juga dijadikan sarana cross selling produk-produk Mandiri. Dengan adanya DPLK, segmen keuntungan bisnis dari cash management Mandiri pun bisa terkerek.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×