Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi likuiditas perbankan terlihat mulai longgar kembali. Hal ini tercermin dari tumbuhnya dana pihak ketiga (DPK) yang salah satunya ditopang oleh giro.
Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), penghimpunan DPK di Agustus 2025 tumbuh 8% secara tahunan atau year on year (yoy) mencapai Rp 9.039,8 triliun. Capaian ini juga terlihat tumbuh dari bulan sebelumnya atau Juli 2025 sebesar 6,8%.
Pertumbuhan ini salah satunya ditopang oleh pertumbuhan dari segmen giro yang tumbuh 14,3% yoy mencapai Rp 2.892,1 triliun.
Pengamat Perbankan sekaligus Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), Trioksa Siahaan menilai, sentimen yang mempengaruhi pertumbuhan giro karena perlambatan ekspansi usaha yang membuat korporasi sementara menempatkan dananya di giro.
"Di sisi lain pelonggaran moneter dan turunnya bunga penjaminan juga mempengaruhi peralihan dari deposito ke giro yang dianggap lebih likuid, serta akselerasi belanja pemerintah yang belum terlaksana sehingga masih memarkir dana di giro," kata Trioksa kepada kontan.co.id, Senin (29/9/2025).
Baca Juga: DPK Tumbuh Kencang Saat Penyaluran Kredit Cenderung Stagnan pada Agustus 2025
Trioksa menyebut, penyumbang pertumbuhan datang dari segmen korporasi dan dari giro pemerintah baik pusat maupun daerah.
"Tapi menjelang akhir tahun kemungkinan akan menurun seiring dengan aktifnya belanja pemerintah dan swasta menjelang akhir tahun," imbuhnya.
Direktur Network and Retail Funding BTN Rully Setiawan mengatakan, sampai dengan posisi Agustus pertumbuhan DPK BTN seperti halnya industri perbankan nasional didorong oleh pertumbuhan produk Giro yang tumbuh double digit di angka 12,6%.
"Hal ini selaras dengan fokus perusahaan untuk bisa tumbuh maksimal di CASA salah satunya adalah produk Giro dimana kami fokus memberikan solusi transaksi kepada Nasabah BTN melalui digital solution kami untuk produk Giro yaitu Bale Korpora," jelas Rully.
Ia pun optimis sampai dengan akhir tahun Giro bisa terus tumbuh dengan menawarkan solusi transaksi untuk akuisisi semua ekosistem bisnis nasabah secara end to end, sesuai dengan bisnis model nasabah BTN.
PT Bank Central Asia (BCA)juga catat pertumbuhan giro 12,52% capai Rp 390,06 triliun di Agustus 2025.
Baca Juga: BTN Incar Pertumbuhan DPK Sebesar 10% di 2025
Adapun himpunan DPK BCA di Agustus mencapai Rp 1.160 triliun. Angka tersebut juga lebih tinggi jika dibandingkan periode Agustus 2024 yang senilai Rp 1.102 triliun.
EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F. Haryn mengatakan, pertumbuhan giro yang konsisten di BCA tidak lepas dari kepercayaan nasabah serta upaya BCA dalam menghadirkan layanan transaksi yang andal.
"Di tengah dinamika perekonomian saat ini, kami mencermati bahwa DPK dan CASA tetap menunjukkan tren positif, sejalan dengan peningkatan aktivitas transaksi perbankan dan perluasan basis nasabah," kata Hera.
Selain itu, ikuiditas BCA hingga saat ini disebut berada pada level yang sehat dan terjaga dengan baik. Hal ini tercermin dari rasio likuiditas yang solid. Dilihat dari laporan keuangan triwulannya, Loan to Deposit Ratio (LDR) BCA per Juni 2025 berada di level 78,04%, menandakan bank masih produktif dalam menyalurkan kredit.
Setali tiga uang, Lani Darmawan Presiden Direktur CIMB Niaga menyampaikan, pertumbuhan DPK terbesar juga datang dari Giro yang tumbuh sebesar 24% per Agustus 2025, sedangkan CASA sendiri di sekitar 15%.
"Mayoritas berasal dari operating account, cash management , Financial Institution non retail yang banyak kami fokuskan," ucap Lani.
Ia pun mengharapkan, CASA masih bisa tumbuh double digit hingga akhir tahun ini.
Baca Juga: Pilihan Investasi Makin Beragam, Simak Strategi Bank Raya Tingkatkan Pertumbuhan DPK
Selanjutnya: Mayoritas Saham Big Banks Melemah Senin (29/9), Cermati Kata Analis
Menarik Dibaca: IHSG Rawan Terkoreksi, Cek Rekomendasi Saham MNC Sekuritas (30/9)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News