Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aksi hapus buku kredit gencar dilakukan sejumlah bank besar. Ini tercermin dari nilai hapus buku perbankan yang terus melonjak pada kuartal I-2024.
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menjadi bank yang mencatat kenaikan hapus buku kredit paling tinggi. Pada kuartal I-2024, BRI telah melakukan hapus buku Rp 10,4 triliun meningkat 131,11% secara tahunan atau year on year (yoy) dari perode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 4,5 triliun.
Segmen mikro menjadi kontribusi tertinggi kenaikan kredit hapus buku dengan capaian Rp 5,9 triliun.
Alhasil, saat ini, non performing loan (NPL) coverage BRI telah menyusut menjadi 202,82%, dibanding periode sama tahun sebelumnya yang berada di level 268,93%.
Baca Juga: Upaya Perbaiki Kredit Macet, Eximbank Telah Collection Rp 321 Miliar
Adapun recovery aset bermasalah BRI tercatat meningkat 48,2% yoy pada kuartal I-2024 menjadi Rp 4,39 triliun dari periode sama tahun 2023 yang sebesar Rp 2,96 triliun.
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) juga tercatat memiliki kenaikan kredit hapus buku terbesar kedua setelah BRI, yakni 45,19% menjadi Rp 3,92 triliun. Walau demikian, BNI tampaknya juga sudah mengantisipasi dengan menaikkan NPL coverage.
Pada kuartal I-2023, NPL coverage-nya berada di level 286,8% menjadi 330,2% di kuartal I-2024.
"Kami belum akan menurunkan NPL coverage jika risiko kredit yang tercermin dalam LAR belum turun. Setidaknya, berada di bawah 10%. Kami juga masih cukup konservatif saat ini, tetapi kami cukup yakin untuk pertumbuhan kredit di semua segmen dapat positif di tahun ini,” ujar David Pirzada, Direktur Risk Management BNI.
Adapun PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mencatat sudah melakukan hapus buku sepanjang kuartal I-2024 sebesar Rp 3,60 triliun, ada kenaikan sekitar 8,11% yoy jika dibandingkan dengan hapus buku yang dilakukan pada periode sama tahun sebelumnya.
Baca Juga: Tak Kunjung Keluar, Dirut BRI Ingatkan Kembali Moral Hazard Aturan Hapus Tagih UMKM
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) juga mencatat kenaikan hapus buku kredit pada kuartal I-2024 menjadi Rp 571,78 miliar, naik 118,37% yoy dari periode sama tahun 2023 yang sebesar Rp 261,84 miliar. Alhasil saat ini NPL coverage Bank BCA telah menyusut menjadi 220,3% dibanding periode sama tahun sebelumnya yang berada di level 284,9%.
Executive Vice President Corporate Communication and Social Responsibility BCA, Hera F. Haryn mengatakan, pada prinsipnya, penghapusbukuan kredit dilakukan secara selektif.
"Ke depan, BCA optimistis dalam penyaluran kredit dengan mempertimbangkan prinsip kehati-hatian, sehingga kualitas pinjaman tetap terjaga," kata Hera.
Hera menerangkan, seiring dengan tren kualitas kredit BCA yang membaik di kuartal I 2024, BCA menjaga nilai CKPN yang memadai di industri perbankan Indonesia dengan NPL coverage sebesar 220,3% dan LAR coverage sebesar 71,9%.
"Biaya pencadangan akan senantiasa kami review sejalan dengan perkembangan kualitas aset dan kondisi perekonomian Indonesia," ujarnya.
Adapun pihaknya mengaku bahwa penyelesaian aset bermasalah sudah sesuai dengan target dan timeline yang ditetapkan perseroan, bekerja sama dengan stakeholders terkait dan sesuai ketentuan yang berlaku.
"Saat ini, tren kualitas kredit di BCA terus membaik, terlihat dari rasio loan at risk (LAR) BCA secara konsisten mencatatkan penurunan hingga mencapai 6,6% pada kuartal I 2024, dibandingkan dengan 9,8% periode sama di tahun sebelumnya," ucapnya.
Hera menyebut, hal ini selaras dengan portofolio kredit restrukturisasi BCA yang terus mencatatkan penurunan, seiring dengan pemulihan bisnis debitur. Dari total jumlah restrukturisasi kredit saat ini, didominasi oleh kategori lancar (Kolektibilitas 1).
Berbeda dengan bank besar lain, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) justru mencatat penurunan kredit yang telah di hapus bukukan sampai dengan triwulan pertama tahun 2024 menjadi Rp 500 miliar atau turun 48% jika dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023.
Baca Juga: Genjot Penyaluran Kredit UMKM pada 2024, Ini Strategi Bank Himbara
NPL Coverage nya pun tercatat meningkat ke level 152,8% pada kuartal I-2024, sementara di kuartal I-2023 NPL coverage BTN berada di level 145,9%.
Bank BTN juga terus berupaya meningkatkan recovery terhadap kredit yang dihapus buku. Recovery selama tahun 2024 sampai dengan bulan Maret untuk kredit yang telah dilakukan hapus buku sudah lebih tinggi 41.5% jika dibandingkan periode yang sama ditahun 2023.
Direktur Asset Management BTN Elisabeth Novie Riswanti mengatakan, tren peningkatan penerimaan hapus buku ini akan dipertahankan sampai dengan akhir tahun 2024.
"Kami juga memproyeksikan, untuk kredit yang dihapus buku selama tahun 2024 akan berkisar di angka Rp 3 triliun atau relatif sama dengan realisasi hapus buku pada tahun 2023," ucapnya.
Baca Juga: Jumlah Kredit Korporasi Bermasalah Sejumlah Bank Menyusut
Untuk meningkatkan penerimaan terhadap kredit yang telah dihapus buku, Bank BTN terus melakukan upaya-upaya penjualan aset bermasalah baik pada segmen kredit konsumer maupun komersial, baik melalui eksekusi Lelang Hak Tanggungan maupun opsi penjualan agunan bermasalah lainnya.
Di samping itu, untuk memperluas jangkauan informasi kepada masyarakat ataupun investor terkait dengan aset-aset yang akan dilakukan penjualan, Bank BTN juga terus mengembangkan dan melakukan perbaikan Portal Rumah Murah BTN.
"Bank BTN pada tahun 2024 ini juga fokus untuk melakukan hapus buku pada segment UMKM/SME, namun demikian belum sampai ke tahap pelaksanaan hapus tagih," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News