Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Momentum Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) yang bertepatan dengan perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) mendorong peningkatan permintaan layanan paylater perbankan. Sejumlah bank mencatat tren positif, meski daya beli masyarakat belum sepenuhnya pulih.
PT Bank DBS Indonesia misalnya, mencatat pertumbuhan pengguna DBS Pay Later sekitar 13% dibanding bulan sebelumnya.
Fitur yang terintegrasi dengan kartu kredit ini memberikan fleksibilitas bagi nasabah untuk mengubah transaksi menjadi cicilan, baik di platform e-commerce maupun toko fisik.
“DBS Pay Later dapat menjadi opsi bagi nasabah untuk mengelola arus kas selama belanja. Momentum Harbolnas yang beriringan dengan Nataru diproyeksikan meningkatkan permintaan,” kata Ari Lastina, Head of CC & UL, CBG Bank DBS Indonesia, Senin (15/12/2025).
Baca Juga: OJK: Pembiayaan Paylater Tembus Rp 10,85 Triliun, Tumbuh 69,7% pada Oktober 2025
Menurut Ari, layanan paylater tidak hanya dimanfaatkan untuk belanja daring, tetapi juga sebagai instrumen pengelolaan keuangan sehari-hari.
Menjelang akhir tahun, tren positif ini diperkirakan berlanjut, seiring faktor musiman seperti libur sekolah dan perayaan Nataru yang mendorong transaksi kartu kredit secara keseluruhan.
DBS terus mengoptimalkan strategi layanan dengan pendekatan personal kepada nasabah. Penawaran dan komunikasi disesuaikan dengan profil nasabah, untuk meningkatkan kenyamanan sekaligus mendorong pemanfaatan DBS Pay Later secara berkelanjutan dengan tetap menjaga pengelolaan risiko kredit.
Sementara itu, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) juga mencatat kenaikan transaksi selama Harbolnas. VP Secretariat & Corporate Communication BCA, Hera F. Haryn, menyebutkan, nasabah menggunakan berbagai layanan BCA, mulai dari kartu kredit hingga Paylater BCA.
Baca Juga: Akulaku Beberkan Strategi Kendalikan NPF di Tengah Risiko Tinggi Paylater
“Harbolnas kembali menjadi katalis penting dalam mendorong aktivitas belanja nasabah, baik online maupun digital,” ujar Hera.
Sejak diluncurkan Oktober 2023, Paylater BCA mencatat pertumbuhan pengguna mencapai 185.000 nasabah hingga September 2025, meningkat 12% dibanding tahun sebelumnya, dengan outstanding pembiayaan mencapai Rp342 miliar.
BCA terus membuka peluang kolaborasi dengan e-commerce dan startup digital untuk memperluas kemudahan bertransaksi.
PT Allo Bank Indonesia Tbk juga mencatat lonjakan permintaan layanan paylater pada akhir tahun. Corporate Secretary Allo Bank, Stacey Aryadi Suryoputro, menyampaikan, tren kenaikan paylater Desember merupakan fenomena tahunan yang didorong tingginya kebutuhan konsumsi masyarakat.
Mayoritas penggunaan Allo Paylater difokuskan pada belanja, menjadikannya instrumen pembiayaan konsumsi jangka pendek. Hingga kini, Allo Bank mencatat 13,8 juta nasabah pengguna layanan tersebut.
“Allo Bank menargetkan pertumbuhan positif hingga akhir tahun, baik untuk kredit maupun pendanaan, dengan laju di atas rata-rata industri perbankan,” kata Stacey.
Baca Juga: Intip Strategi Indodana Finance Untuk Jaga Kredit Macet Paylater di Bawah 5%
Strategi pertumbuhan didukung tiga pilar utama: akuisisi, engagement, dan monetisasi, serta penerapan sistem credit scoring yang kuat untuk menjaga risiko sekaligus memastikan return optimal.
Selain segmen ritel, Allo Bank juga mulai menjajaki peluang pembiayaan produktif di sektor wholesale banking, sejalan dengan strategi pengembangan bisnis berkelanjutan dan penguatan kualitas aset.
Momentum Harbolnas dan libur akhir tahun jelas menjadi katalis bagi layanan paylater, seiring meningkatnya aktivitas konsumsi masyarakat dan adaptasi bank terhadap kebutuhan finansial yang lebih fleksibel.
Selanjutnya: Saham Solusi Sinergi Digital (WIFI) Tertekan Usai Rilis Kinerja, Intip Rekomendasinya
Menarik Dibaca: Potensi Santa Claus Rally, IPOT Rekomendasi 3 Saham Pekan Ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News












