Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga rumah secara nasional terus naik hingga mencapai 5,24% secara tahunan pada Maret 2021. Kenaikan harga rumah sejalan dengan peningkatan permintaan hunian di masa pandemi.
Kenaikan harga rumah ini nampak dari riset Housing Finance Center (HFC) PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN). Kenaikan harga rumah tersundul tajam dari kenaikan harga hunian tipe 70.
Investor Relations and Research Division Head Bank BTN Winang Budoyo menyebut, housing price index (HPI) nasional naik dari 170,12 di Maret 2020 menjadi 179,02 di bulan yang sama tahun ini.
Kendati demikian, sejumlah bank di tanah air optimistis bisnis kredit kepemilikan rumah tetap tumbuh pada kuartal kedua hingga penghujung tahun ini.
Direktur PT Bank CIMB Niaga Tbk Lani Darmawan mengakui fakta bahwa harga hunian di kota besar setiap tahun naik.
“Makanya investasi di properti tetap menarik di Indonesia. Namun saya yakin kenaikan harga tidak akan menghentikan permintaan karena hunian juga kebutuhan yang intrinsik. Yang terpenting bagi masyarakat adalah masih terjangkaunya cicilan,” ujar Lani kepada Kontan.co.id, Senin (26/4).
Baca Juga: Ada insentif PPN, REI pastikan harga rumah ke konsumen lebih murah
Ia menambahkan, saat ini kondisi suku bunga yang relatif sudah rendah maka animo di properti akan tetap baik. Bahkan ia menilai peranan bank sebagai penyedia kredit menjadi lebih penting lagi.
“Kami masih positif bahwa permintaan di kuartal akan tetap baik. Sampai kuartal pertama 2021 ini, KPR kami masih tumbuh sekitar 6% dan kami harapkan sampai akhir tahun bisa tetap tumbuh 6% hingga 8%,” ujar Lani kepada Kontan.co.id, Senin (26/4).
Dalam memberikan KPR, Lani bilang tidak menerapkan down payment (DP) 0% secara umum. Program ini sifatnya sangat selektif karena dari sisi kredit, data CIMB Niaga juga memperlihatkan korelasi yang kuat antara DP dengan kinerja kreditnya.
Sedangkan EVP Consumer Loan PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Felicia Mathelda Simon menyatakan sejauh ini insentif yang diberikan belum mendorong kenaikan harga rumah di pasaran. Lantaran selain adanya batasan ketentuan harus rumah siap huni hingga Rp2 miliar, kondisi perekonomian belum pulih.
“Sehingga animo yang meningkat belum sampai menggerakkan harga properti. Di tahun 2021, kami berharap dapat melakukan realisasi kredit lbh besar dari tahun 2020 dengan tetap melakukan kebijakan pemrosesan kredit yang sesuai dengan kondisi perekonomian yang masih belum pulih karena pandemi Covid-19,” paparnya kepada Kontan.co.id.
BCA optimistis penyaluran KPR di kuartal kedua 2021. Lantaran banyak insentif yang telah dikucurkan oleh pemerintah seperti suku bunga acuan kredit yang dijaga rendah. Selain itu, PPN ditanggung pemerintah, relaksasi LTV dan perubahan termin pencairan developer.
“Tentunya ini memberikan dampak yang positif pada pertumbuhan penjualan property Developer di kuartal II ini, sehingga juga memberikan dampak pada pelepasan kredit KPR,” jelasnya.
Ia mengaku, portofolio KPR BCA hingga kuartal pertama 2021 ini sedikit dibawah posisi akhir tahun 2020. Namun mulai membaik dan diharapkan pada kuartal II-2021 KPR BCA sudah tumbuh positif.
“Beberapa strategi yang kami lakukan agar dapat mendukung pemenuhan target tersebut adalah bersinergi dengan channel-channel penjualan kami seperti cabang, developer, broker, serta tentunya kami terus akan meningkatkan channel baru kami yaitu channel digital. Di samping itu tentunya berbagai pilihan pricing yang kompetitif, kemudahan proses kredit, serta tersedianya berbagai fitur untuk memudahkan nasabah dalam menggunakan KPR BCA,” tambahnya.
Baca Juga: Ekosistem properti kembali pulih, pengamat nilai kenaikan harga rumah 5% normal
Tak mau kalah, Bank Commonwealth optimistis bisnis kredit pemilikan rumah (KPR) memiliki prospek pada kuartal kedua 2021. Hal ini tidak terlepas dengan berbagai insentif dari pemerintah terhadap sektor properti.
“Dengan didukung stimulus pemerintah yang mendorong pertumbuhan sektor properti, penyaluran kredit untuk pemilikan rumah atau KPR atau KPA memberikan peluang yang baik di kuartal kedua 2021 dan ke depannya. Pasar properti juga diperkirakan akan lebih bergairah seiring dengan fase pemulihan pertumbuhan ekonomi yang saat ini sedang berlangsung,” ujar Chief of Retail & SME Business Commonwealth Bank Ivan Jaya kepada Kontan.co.id pada Senin (26/4).
Menurutnya, Commonwealth Bank menyediakan solusi KPR dengan fixed rate yang kompetitif untuk membantu nasabah mendapatkan kepastian nominal angsuran yang harus dibayar setiap bulannya. Ia percaya bahwa solusi KPR Fixed Rate ini akan membantu kami dalam meningkatkan portofolio kami lebih dari 15% di tahun 2021 ini.
Guna mendorong KPR, Bank Commonwealth mengeluarkan program Mortgage Fixed Rate dengan bunga yang kompetitif mulai dari 4,99%. Program ini diluncurkan agar nasabah mendapatkan kepastian nominal angsuran di masa pandemi ini.
Berdasarkan data Bank Indonesia, KPR perbankan terus tumbuh di awal tahun. Penyaluran KPR secara nasional tumbuh 4,2% yoy menjadi Rp 528,4 triliun di Maret 2021. Lebih baik dibandingkan penyaluran KPR di Februari 2021 yang tumbuh 3,8% yoy menjadi Rp 523,7 triliun.
Selanjutnya: Kinerja Bank CIMB Niaga (BNGA) sesuai ekspektasi, begini rekomendasi analis
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News