kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.679.000   7.000   0,42%
  • USD/IDR 16.490   100,00   0,60%
  • IDX 6.520   249,06   3,97%
  • KOMPAS100 949   42,15   4,65%
  • LQ45 738   34,14   4,85%
  • ISSI 202   5,55   2,82%
  • IDX30 382   17,70   4,85%
  • IDXHIDIV20 462   16,68   3,75%
  • IDX80 107   4,47   4,34%
  • IDXV30 110   2,54   2,36%
  • IDXQ30 125   5,23   4,36%

Harga Saham Anjlok, Pengamat Imbau Beralih ke Unitlink Obligasi atau Pendapatan Tetap


Senin, 03 Maret 2025 / 22:45 WIB
Harga Saham Anjlok, Pengamat Imbau Beralih ke Unitlink Obligasi atau Pendapatan Tetap
ILUSTRASI. Nasabah mencari informasi mengenai produk unit link dari asuransi di kantor Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) di Jakarta, Rabu (2/1). Otoritas Jasa Keuangan akan segera melakukan penguatan regulasi terkait produk unit link (Produk Asuransi yang Dikaitkan Dengan Investasi/PAYDI). Penyempurnaan aturan unit link meliputi area spesifikasi produk, persyaratan perusahaan untuk dapat menjual unit link, praktik pemasaran, transparansi produk dan pengelolaan investasi./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/02/02/2022


Reporter: Nadya Zahira | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga sejumlah saham beberapa hari terakhir anjlok, di mana Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melorot 214,85 poin atau 3,31% ke 6.270,59 di akhir perdagangan Februari, Jumat (28/2). Dalam sepekan terakhir, IHSG melemah 7,83%.

Selain itu, arus dana keluar juga terus meningkat. Hal ini dinilai akan berdampak pada produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi (PAYDI) atau unitlink di instrumen saham. 

Menanggapi hal tersebut, Pengamat asuransi Irvan Rahardjo memprediksi bahwa kinerja produk unitlink pada 2025, tidak akan lebih baik dibandingkan dengan tahun lalu. Hal ini utamanya karena kinerja bursa saham yang terus merosot di awal tahun ini. 

“Terutama dari saham-saham big caps seperti saham-saham bank yang terus merosot dalam beberapa hari ini, bangka angkanya paling rendah sejak sebelum Covid-19,” kata Irvan kepada Kontan, Senin (3//3). 

Irvan menilai, dengan merosotnya IHSG dan arus dana yang terus keluar, maka nasabah atau masyarakat sebaiknya tidak mendiversikasikan produk unitlink di instrumen saham, namun segera beralih ke instrumen investasi yang lebih aman seperti pendapatan tetap yang meliputi, depositu dan obiligasi atau Surat Utang Negara (SUN). 

Baca Juga: Pamor Produk Unitlink Semakin Meredup, AAJI Tetap Optimistis

“Karena unitlink pendapatan tetap dan pasar uang masih membukukan pertumbuhan lebih baik daripada unitlink saham,” ungkapnya. 

Lebih lanjut, Irvan menyebutkan penyebab investasi saham anjlok karena kinerja bursa saham terus merosot akibat aksi jual asing yang terus berlangsung terutama pada saham-saham perbankan big caps dan ketidakstabilan  geopolitik imbas kebijakan proteksionisme Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump yang melemahkan  mata uang rupiah. 

“Termasuk inisiatif-inisiatif strategis pemerintah seperti Danantara yang tidak mampu mengangkat sentimen pasar, bahkan disambut dengan sikap skeptis publik,” kata Irvan. 

Untuk itu, Irvan menyebutkan strategi yang bisa dilakukan perusahaan asuransi jiwa agar kinerja produk unitlink tetap terjaga di tahun ini antara lain seperti, penyesuaian biaya dan peningkatan fleksibilitas investasi, hal ini diprediksi dapat meningkatkan daya tarik produk unitlink. 

Baca Juga: Klaim Penebusan Unitlink Berpotensi Naik Jelang Ramadan dan Lebaran

Kemudian, melakukan edukasi kepada konsumen atau nasabah, agar pemahaman masyarakat terhadap manfaat dan risiko unitlink semakin baik lagi ke depannya. 

Sementara itu, Irvan menyebutkan, kontribusi produk unitlink sepanjang tahun 2024 masih cukup besar yakni sebanyak 40,5% terhadap total pendapatan premi industri asuransi jiwa.

Di sisi lain, premi dari produk asuransi tradisional tumbuh pesat, mencapai Rp 110,36 triliun sepanjang 2024. Angka ini tumbuh sebesar 18,7% secara year on year (YoY). Asuransi tradisional semakin mendominasi pasar dengan kontribusi sebesar 59,5% terhadap total.

“Dengan begitu, saya melihat kinerja produk unitlink di tahun ini akan merosot dibanding tahun 2024, yang masih mencatat pertumbuhan meskipun porsinya semakin menurun dibandingkan dengan produk tradisional,” tandasnya. 

Baca Juga: Unitlink Masih Tertekan, Pendapatan Premi Capai Rp 75,03 Triliun pada 2024

Selanjutnya: Bahlil: Proyek DME Pengganti LPG Berlanjut, Salah Satu Modalnya dari Danantara

Menarik Dibaca: Simak Inisiatif Vinilon Group dalam Mendukung Keberlanjutan Lingkungan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×