kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45930,39   2,75   0.30%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hati-hati, Ekonom Ingatkan Bunga Deposito Valas yang Rendah Bisa Picu Capital Outflow


Rabu, 03 Agustus 2022 / 06:25 WIB
Hati-hati, Ekonom Ingatkan Bunga Deposito Valas yang Rendah Bisa Picu Capital Outflow


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Suku bunga produk simpanan valas di perbankan di Indonesia jauh lebih rendah dibandingkan negara lain. Untuk produk simpanan valas dengan bunga tertinggi di perbankan Indonesia berkisar 0,25%. 

Maklum, bila ingin dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), maka bunga simpanan harus sama atau di bawah bunga penjaminan valas LPS yang juga di level 0,25%. Belum lagi, Bank Indonesia (BI) masih mengambil tindakan tak populer mempertahankan suku bunga acuan di level rendah karena inflasi inti masih terjaga.

Kondisi ini kontras dengan kondisi perbankan di luar negeri. HSBC Singapura misalnya, berani menawarkan bunga deposito untuk tenor 3 bulan di level 0,40% dan untuk jangka waktu 9 bulan di level 1,4%. Bahkan, ada bunga 2% untuk deposito bertenor 12 bulan. 

Baca Juga: BCA Catat DPK Valas Tumbuh 9,3% yoy Menjadi Rp 69,3 Triliun di Juni 2022

Asal tahu saja, industri perbankan mampu menghimpun pertumbuhan DPK valas 7,3% year on year (yoy) menjadi Rp 989,3 triliun per Juni 2022. Kendati demikian, deposito valas mengalami kontraksi 8% yoy menjadi Rp 282,5 triliun. 

Sedangkan giro valas tumbuh 12,4% yoy menjadi Rp 523,5 triliun di Juni 2022. Tabungan valas tumbuh paling tinggi hingga 23,2% yoy menjadi Rp 183,4 triliun selama enam bulan pertama 2022.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede menyebut, perlambatan laju deposito valas bisa dipengaruhi oleh tingkat suku bunga deposito valas di negara lain yang cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan suku bunga deposito valas domestik. 

“Namun data terkini juga mengindikasikan bahwa terjadi perpindahan simpanan dari deposito valas ke tabungan dan giro valas di dalam negeri,” ujar Josua kepada Kontan.co.id, Selasa (2/8). 

Ia menilai, keputusan suku bunga acuan BI pada Juli 2022 masih akan mempertimbangkan kondisi inflasi fundamental yang cenderung belum meningkat signifikan. 

“Ke depannya, likuiditas valas perlu terus dikelola dengan implementasi aturan kewajiban DHE serta mendorong Local Currency Settlement sedemikian sehingga akan mengurangi ketergantungan valas terutama pada transaksi perdagangan dan investasi langsung,” tambahnya. 

Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah menyatakan yang perlu diperhatikan ialah capital outflow di pasar keuangan. Bukan pindahnya deposito valas ke bank di luar negeri, biasanya nilainya kecil dan tidak lazim terjadi. 

“Karena, tabungan dan deposito umumnya untuk keperluan likuiditas. Sedangkan investasi yang besar ada di surat berharga. Selain itu, kalau deposito valas di domestik pindah ke deposito valas di luar negeri, tidak akan memunculkan tekanan pelemahan rupiah,” jelasnya kepada Kontan.co.id.

Ia menyatakan investor asing menjual aset rupiah untuk diganti ke dolar sebelum dipindahkan ke luar negeri. Proses inilah yang menyebabkan permintaan dolar naik sehingga nilai tukar rupiah turun.

Baca Juga: Bank Mandiri Bukukan Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga Valas 9,1%

“Secara teori, ketika suku bunga di luar negeri naik, BI seharusnya ikut menaikkan suku bunga guna mencegah capital outflow. Tapi kondisi saat sekarang ini memang anomali. Itu yang mungkin menjadi keyakinan BI sehingga masih menahan suku bunga,” paparnya. 

Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan dengan mempertimbangkan berbagai faktor dan dinamika yang terjadi menyatakan, saat ini belum waktunya untuk menaikkan Tingkat Bunga Penjaminan Valuta Asing LPS atau TBP Valas.

“Karena kami monitor beberapa faktor yang menjelaskan bahwa kami belum harus bertindak, hal itu dikarenakan yang pertama cakupan penjaminan valas masih tinggi di atas 90%,” ujarnya. 

Saat ini, cakupan penjaminan simpanan berbentuk valas dengan memperhitungkan TBP LPS mencapai 98,5% dari jumlah rekening.

“Jadi hampir semuanya sudah di cover, tetapi yang paling penting kami melihat di bulan Januari 2022 penjaminannya mencapai 98,22%  dan saat ini mencapai 98,50%, jadi ada kenaikan dari jumlah rekening artinya dananya bukan keluar, namun ini justru bertambah,” jelasnya.

Menurutnya, yang paling penting adalah, kebijakan TBP LPS selalu sejalan dengan kebijakan bunga Bank Sentral, yang masih ingin mendorong pertumbuhan ekonomi.

“Dengan kata lain LPS tidak akan pernah mengganggu sinyal  kebijakan moneter dari bank sentral,” tambahnya.

Alasan lain  belum dinaikkannya TBP Valas oleh karena, sampai dengan saat ini memang belum ada indikasi kuat pengalihan dana simpanan berbentuk valas ke luar negeri.

Ia menuturkan, pengamatan lebih detail terhadap data tersebut menunjukkan bahwa pada bulan Januari 2022 deposito valas mencapai 21,42 miliar dolar dan di bulan Juni 2022 turun menjadi 19,904 miliar dolar. Sedangkan dana valas pada rekening giro di perbankan mencapai 36,48 miliar dolar pada bulan Januari 2022, dan di bulan  Juni 2022 naik menjadi 37,55 miliar dolar. 

Baca Juga: DPK Valas BRI Turun 5,18% Per Juni, Nasabah Mulai Tarik Simpanan untuk Operasional

Jadi, ada perpindahan dana dari simpanan deposito valas ke dalam rekening giro valas. Hal ini menggambarkan ekonomi yang sedang berekspansi, karena perpindahan dana tersebut memberi indikasi yang amat kuat bahwa pemilik dana tersebut sedang bersiap-siap untuk menggunakannya dalam kegiatan ekonomi riil,” jelas Purbaya.

Faktor penentu lain adalah, agar tidak memberikan insentif kepada  deposan valas ritel yang tadinya uangnya bentuk rupiah, dialihkan ke bentuk valuta asing atau dollar.

“Jadi apabila kita naikkan tiba-tiba, hal ini berpotensi akan memicu pengalihan dana rupiah tersebut ke dalam dolar yang dikhawatirkan justru akan mengganggu stabilitas rupiah,” ujarnya.

Ia menegaskan, apabila pemerintah ingin mengeluarkan suatu kebijakan, hal yang paling penting tentu akan melihat dampaknya seperti apa. Ia pun menyatakan bahwa LPS bersama anggota KSSK yang lain akan selalu berkoordinasi dan LPS pun akan terus memonitor segala perkembangan yang terjadi baik domestik maupun global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×