Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Bank BUMN menargetkan bisa menguasai 75% transaksi ATM di Indonesia. Hal ini dilakukan setelah perusahaan switching Himbara PT Jalin Pembayaran Nasional (PT JPN) bisa mulai beroperasi pada Januari 2018
Ogi Prastomiyono, Ketua Tim Penggabungan ATM Himbara mengatakan saat ini dengan jumlah ATM sebanyak 61.012 unit, bank plat merah menguasai sekitar 50% transaksi ATM di Indonesia.
"Nantinya diharapkan pangsa pasar transaksi ATM Himbara bisa menjadi 75% dengan adanya potensi tambahan nasabah dari non Himbara," ujar Ogi ketika ditemui setelah acara penukaran uang BI di Monas, Rabu (7/6).
Hal ini karena nantinya nasabah bank plat merah bisa merasakan penurunan tarif transaksi antara bank BUMN sehingga diproyeksi akan ada kenaikan transaksi. Seperti diketahui nasabah bank BUMN yang akan menarik tunai di ATM Himbara tidak akan dikenai biaya.
Sedangkan untuk transfer di ATM Himbara , nasabah masih dibebankan Rp 4000 per transaksi. Namun biaya ini lebih rendah dibandingkan dengan biaya transfer antar bank. Dengan semakin meningkatnya transaksi dan nasabah diharapkan fee based income bisa mengalami kenaikan.
Apalagi menurut Ogi pada Januari 2018 nanti ketika perusahaan switching Himbara PT JPN sudah beroperasi akan ada 30.000 ATM bank BUMN yang sudah tergabung dalam ATM link Himbara.
Penggabungan ini diharapkan bisa meningkatkan efisinesi pengelolaan ATM Himbara. Hal ini karena untuk mengelola 61.102 ATM bank BUMN harus mengeluarkan biaya operasional dan pemeliharaan yang cukup besar.
Nantinya juga diharapkan penyebaran ATM bank plat merah bisa lebih merata ke beberapa daerah. Hal ini karena selama integrasi, Himbara juga melakukan pemindahan ATM ke tempat yang lebih optimal.
Haru Koesmahargyo, mengatakan nantinya dengan tarif transaksi yang lebih rendah antar ATM Himbara ini bisa meringankan beban nasabah dan meningkatkan volume transaksi.
Dadang Setiabudi Senior Executive Vice President Teknologi Informasi BNI mengatakan dengan sinergi antar ATM BUMN ini diharapkan bisa memperluas titik pelayanan nasabah.
“JPN akan mengelola secara operasional transaksi ATM dan EDC Himbara dengan tujuan efisiensi pengelolaan sistem pembayaran bank plat merah,” ujar Dadang kepada KONTAN, Kamis (8/6).
Sebagai gambaran dengan sudah resminya JPN sebagai perusahaan switching beroperasi pada Januari 2018, maka di Indonesia ada 4 perusahaan switching.
Empat perusahaan switching selain JPN (ATM Link Himbara) diantaranya adalah ATM Bersama (PT Artajasa Pembayaran Elektronis), Prima (PT Rintis Sejahtera) dan Alto (PT Daya Network Lestari).
Saat ini tercatat transaksi ATM Himbara menguasai sebesar 47% transaksi ATM di Indonesia. Disusul kemudian ATM Prima milik BCA sebesar 30% kemudian ATM Bersama milik Artajasa menguasai 17% pangsa pasar transaksi ATM. Sedangkan sisanya sebesar 4,8% transaksi dikuasai oleh ATM Alto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News