kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hingga Juli, bank BUMN masih jadi penopang utama pertumbuhan kredit perbankan


Jumat, 28 Agustus 2020 / 06:25 WIB
Hingga Juli, bank BUMN masih jadi penopang utama pertumbuhan kredit perbankan


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyaluran kredit perbankan di tanah akhir terus perlahan mulai bergerak setelah laju pertumbuhannya mencapai level terendahnya pada bulan Juni. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penyaluran kredit di bulan Juli 2020 sudah tumbuh 1,53% year on year (yoy) menjadi Rp 5.536,16 triliun.

Sementara pertumbuhan kredit di bulan Juni hanya mencapai 1,49% yoy atau terendah sejak tahun 1998. Wimboh Santoso Ketua Dewan Komisioner OJK mengatakan, membaiknya pertumbuhan kredit tersebut sejalan dengan pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang dilakukan pemerintah.

Pertumbuhan kredit di Juli ini ditopang oleh penyaluran kredit bank BUMN yang tercatat tumbuh sebesar 3,36% dan kredit Bank Pembangunan Daerah (BPD) tumbuh 8,23%. Sementara bank swasta hanya tumbuh 0,39% dan bank asing bahkan masih mencatat kontraksi.

Baca Juga: Sejak pandemi, kebutuhan produk keuangan berbasis teknologi makin tinggi

"Hal ini menunjukkan bahwa bank swasta ini belum percaya diri terhadap perekonomian kita," kata Wimboh dalam paparan virtual, Kamis (27/8).

Sementara dari sisi kelompok Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU), pertumbuhan kredit ditopang oleh BUKU II yang tumbuh sebesar 4,48% YoY dan BUKU IV tumbuh 2,41% YoY. Sementara BUKU hanya tumbuh 0,3% dan BUKU III bahkan berkontraksi menjadi minus 3,1%.

Wimboh bilang, pertumbuhan pada BUKU II dan BUKU IV itu juga tidak lepas dari pertambahan jumlah banknya akibat mengalami kenaikan BUKU. Hingga Juli, tercatat ada empat bank BUKU I naik ke BUKU II dan dua bank BUKU III naik ke BUKU IV.

Dari sisi penggunaan, kredit modal kerja (KMK) tercatat mengalami kontraksi 0,86% menjadi Rp 2.510,7 triliun karena adanya pelunasan kredit yang dilakukan oleh beberapa debitur besar. Sementara kredit investasi mengalami peningkatan 5,92% menjadi Rp 1.494,82 triliun dan kredit konsumsi tumbuh 1,45% menjadi Rp 1.530,63 triliun.

Kredit perdagangan besar mengalami penurunan  baik untuk kebutuhan investasi maupun modal kerja. "Oleh karena itu sangat penting bagi pemangku kepentingan agar mendorong confindece masyarakat bisa kembali normal, terutama untuk mendorong konsumsi domestik," kata Wimboh.

OJK berharap kredit terus akan membaik sejalan dengan program-program yang dilakukan pemerintah untuk percepatan pemulihan ekonomi nasional seperti penempatan dana pada bank Himbara dan BPD dengan bunga rendah untuk disalurkan dalam bentuk kredit, pemberian subsidi bunga, penjaminan kredit modal kerja, serta pemberian bansos.

Baca Juga: NPL Net perbankan turun, bukti bank tetap memupuk pencandangan meski ada POJK 11

Pemerintah menempatkan dana sebesar Rp 30 triliun pada Bank Himbara pada 25 Juni dan ditargetkan di leverage dalam bentuk penyaluran kredit sebesar tiga kali lipat atau Rp 90 triliun dalam waktu tiga bulan.

Hingga 18 Agustus 2020, bank BUMN telah menyalurkan kredit sebesar Rp 79,7 triliun atau sudah berhasil me-leverage 2,65 kali dari penempatan dana tersebut.

PT Bank Woori Saudara Tbk (BWS) menyebut sudah mulai mencatatkan peningkatan pertumbuhan kredit pada bulan Juli 2020 setelah mengalami laju terendah di bulan Juni. "Growth bulan juli sekitar 2,5%," Sadhana Priatmadja Direktur  BWS pada Kontan.co.id, Kamis (27/8).

Meskipun bulan Agustus belum selesai, BWS memperkirakan pertumbuhan bulan ini akan lebih tinggi dari bulan Juli jika melihat perkembangan berapa minggu nyang sudah berjalan.

Adapun sektor penopang pertumbuhan kredit bank ini adalah industri pengolahan dan segmen konsumer yakni kredit pensiunan.

Sementara Bank Panin belum mencatatkan adanya pertumbuhan kredit pada bulan Juli. Herwidayatmo, Direktur Utama Bank Panin mengatakan, pertumbuhannya masih minus 1,79% yoy.

Bank Panin berharap permintaan kredit pada bulan Agustus ini bisa lebih baik. Namun, perseroan tetap belum bisa melihat sektor-sektor apa saja yang mulai mengalami pergerakan permintaan kredit. 

Baca Juga: Begini kondisi industri keuangan non-bank hingga Juli 2020

"Belum kelihatan. Sepertinya yang mau minta kredit juga masih berhati-hati karena masih banyak ketidakpastian. Kita akan coba lihat perkembangan sebulan lagi," tandas Herwidayatmo.

Bank Panin telah melakukan restrukturisasi kredit sebesar Rp 24,3 triliun dari 13.874  debitur  hingga 11 Agustus 2020. Herwidayatmo memperkirakan, restrukturisasi tersebut akan terhenti di angka tersebut atau lebih rendah dari proyeksi sebelumnya yakni bisa mencapai Rp 28,6 triliun dari 16.000 debitur.

Sementara rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) perbankan pada Juli secara gross tercatat sebesar 3,22%, meningkat dari 3,11% pada Juni.  Menurut Wimboh, situasi pandemi ini membuat kenaikan NPL memang tidak bisa dihindari.

Namun, ia menegaskan peningkatan NPL tersebut bisa ditekan dengan kebijakan relaksasi restrukturisasi yang dilakukan OJK lewat POJK 11. Jika kebijakan ini tidak dilakukan maka NPL perbankan bisa akan sangat membengkak.

"POJK diterapkan sehingga kredit yang terdampak Covid-19 yang direstrukturisasi betul-betul sehat. Jadi peningkatan NPL yang ada saat ini masih dalam tahap wajar dan jauh dari ambang batas wajar 5%," kata Wimboh dalam paparan virtual, Kamis (27/8).

Baca Juga: Kata Ketua OJK Wimboh Santoso jika pengawasan bank dikembalikan ke BI

Sementara NPL net tercatat membaik dari 1,13% pada bulan Juni menjadi 1,12% pada Juli. Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Heru Kristiyana mengatakan, penurunan NPL net ini mencerminkan bahwa perbankan tetap mengantispasi risiko dengan melakukan pencadangan meskipun ada program restrukturisasi.

"NPL net itu adalah NPL yang sudha dikurangi dengan biaya pencadangan. Bank saat ini tetap berhati-hati dengan memupuk pencadangan walaupun ada program restrukturisasi,"Tandas Heru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×