kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Ikuti pasar, bunga deposito bank naik bervariasi


Senin, 10 Juni 2019 / 16:38 WIB
Ikuti pasar, bunga deposito bank naik bervariasi


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di awal kuartal II 2019 tren suku bunga deposito masih bergerak bervariasi. Analisis uang beredar yang dirilis oleh Bank Indonesia (BI) menunjukkan rata-rata tertimbang suku bunga simpanan tenor 1 bulan mengalami penurunan dari 6,84% pada Maret 2019 menjadi sebesar 6,80% per April 2019.

Sementara suku bunga simpanan berjangka tenor 3 bulan dan 6 bulan tercatat stabil dalam satu bulan terakhir, masing-masing sebesar 6,83% dan 7,36%. Sedangkan suku bunga simpanan berjangka waktu 12 bulan dan 24 bulan tercatat mengalami peningkatan dari 6,87% dan 7,26% pada Maret 2019 menjadi 6,93% dan 7,29%.

Sejumlah bankir pun sepakat beberapa bunga deposito di beberapa tenor dan debitur tetap mengalami kenaikan. Namun, kenaikannya masih dalam batas wajar alias mengikuti pasar.

Ambil contoh, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) misalnya yang baru di kuartal I 2019 lalu menaikkan bunga deposito secara bertahap. Direktur Keuangan BNI Anggoro Eko Cahyo menyebut kenaikannya sampai saat ini rata-rata mencapai 50 hingga 55 basis poin (bps).

"Kenaikan bunga simpanan tentunya kembali lagi ke struktur CASA (dana murah) masing-masing bank. Semakin besar, artinya penyesuaiannya tidak harus seketika terjadi," katanya saat ditemui di Jakarta, Senin (10/6). Ia menambahkan, saat ini rasio CASA BNI masih cukup kuat yakni 60% dari total dana pihak ketiga (DPK). Hal ini menunjukkan kemampuan BNI untuk menjaga tingkat suku bunga dana cukup besar.

Di samping itu, perseroan juga masih mampu menekan biaya dana agar tidak terlalu tinggi dan menjadi beban. Catatan saja, saat ini DPK BNI sudah mencapai Rp 466,938 triliun, dari jumlah tersebut sebanyak 62% disumbang dari dana murah yakni giro dan tabungan. Anggoro memandang, tingkat bunga pinjaman masih bisa dijaga stabil lantaran suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) diramal tak bergerak.

Direktur Kepatuhan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Mahelan Prabantarikso pun menyerukan hal serupa. Sebabnya, likuiditas di pasar sampai saat ini masih mengikuti pasar. Meski begitu, untuk beberapa nasabah besar atau special rate deposito tetap ada penyesuaian kenaikan sebesar 20-50 bps. "Itu rata-rata kisaran kenaikannya, tergantung tenornya ataupun perusahaannya, tapi bank BUKU III rata-rata naiknya segitu," ujar Mahelan.

Bank spesialis kredit perumahan ini pun tak menampik kalau likuiditas di perseroan masih ketat. Namun, tak hanya mengandalkan dana mahal, BTN juga masih memiliki beberapa amunisi untuk menggalang dana di pasar. Salah satunya lewat penerbitan obligasi senilai Rp 3 triliun pada kuartal II 2019 ini. Lalu, sekuritisasi aset senilai Rp 2 triliun di bulan Juli 2019 bila berjalan sesuai rencana.

Sementara itu, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menyatakan sampai dengan kuartal II 2019 ini pihaknya tidak melakukan kenaikan deposito. "Kita sedang menyikapi kondisi ekonomi sekarang terutama dari sisi global yang terus bergerak," ujar Direktur BCA Santoso Liem.

Secara terpisah, Direktur Keuangan BCA Vera Eve Liem menyebut malah tren suku bunga acuan diprediksi bisa menurun. Pun, menurutnya pada tahun 2018 BCA sudah lebih dulu menaikkan bunga deposito secara rata-rata sebanyak 150 bps. Bank swasta terbesar ini pun memandang, sampai dengan akhir tahun bunga deposito perseroan diramal stabil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×