kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Imbas wabah virus corona, OJK siap relaksasi penilaian kualitas kredit


Rabu, 26 Februari 2020 / 18:08 WIB
Imbas wabah virus corona, OJK siap relaksasi penilaian kualitas kredit
ILUSTRASI. Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso.


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

“Dengan relaksasi ini, kredit yang direstrukturisasi bisa dikeluarkan dari perhitungan PSAK 71. Sehingga bank tidak perlu melakukan tambahan pencadangan. Karena dalam PSAK 71, kredit yang dinilai buruk saja akan membuat beban keuangan meningkat,” katanya dalam kesempatan yang sama.

Ia memperkirakan, mulai awal kuartal II para pelaku usaha bakal mulai mengajukan restrukturisasi. Sebab, pelaku usaha biasanya masih memiliki persediaan dana produksi untuk 2 bulan hingga 3 bulan awal tahun.

Aviiani menambahkan meskipun dampak virus corona memang belum dapat ditakar, upaya restrukturisasi mesti tetap terukur. Termasuk memperhitungkan bukan hanya soal jangka waktu penyebaran Covid-19, melainkan juga soal pemulihan usaha, dan perbaikan arus kas debitur.

Sejumlah bankir yang ditemui KONTAN pada kesempatan serupa juga menyambut baik rencana relaksasi dari OJK. Direktur utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Sunarso bilang, secara pribadi ia bahkan telah mengajukan hal serupa kepada Wimboh.

“Saya sudah sampaikan kepada OJK dengan situasi seperti ini penilaian kolektibiltas yang bisa jadi acuan memang hanya soal ketepatan pembayaran, yang lainnya diabaikan terlebih dahulu. Sisanya, OJK bisa menentukan sampai kapan relaksasi ini bakal berlaku,” katanya.

Disamping usul relaksasi, bank terbesar di tanah air ini sejatinya juga bakal mulai memitigasi risiko dari peneybara Covid-19. Dengan mempertajam fokus ke segmen kredit mikro, BRI bakal memproyeksikan kredit ekspornya tumbuh moderat. Hingga kini kredit ekspor perseroan telah disalurkan R 40 trilun atau setara 5% dari total portofolio kredit perseroan.

Baca Juga: Bank Tidak Buru-Buru Menurunkan Bunga KPR

Sedangkan Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Jahja Setiatmadja juga menyambut baik rencana relaksasi ini. Di tengah situasi sulit, aksi relaksasi ini bisa jadi aksi mendongkrak pertumbuhan kredit bagi perbankan.

“Benar yang disampaikan, kalau ekonomi lesu, daya beli rendah, permintaan kredit juga mini. Ini bagus agar lebih menggariahkan ekonomi terutama di segmen-sektor pariwisata, penerbangan, dan turisme. Kita lihat nanti pelaksanaannya,” ujar Jahja.

BCA pada tahun lalu punya pengalaman terkait meningkatnya memburuknya kualitas kredit akibat kondisi yang kurang lebih sama. Tahun lalu, rasio kredit dalam pengawasan khusus perseroan meningkat hingga 18,5% akibat debitur yang terimbas bencana Palu, dan Lombok

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×