Reporter: Ferry Saputra | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re akan mengajukan penambahan permodalan kepada pemerintah. Namun, Direktur Utama Indonesia Re Benny Waworuntu menerangkan pihaknya belum mengetahui bentuk penambahan modal yang akan dilakukan.
Benny menyebut penambahan modal akan dipertimbangkan lewat berbagai skema, di antaranya lewat Penyertaan Modal Negara (PMN), konsolidasi reasuransi, hingga Initial Public Offering (IPO). Menurutnya, penambahan modal yang paling mudah memang melalui suntikan modal dari pemegang saham.
"Paling gampang memang injection (suntik modal), pemegang saham bisa langsung suntik modal atau lewat IPO dengan mengeluarkan saham baru. Kami masih menunggu, bentuknya juga bisa berupa Penyertaan Modal Negara (PMN) atau lewat Danantara. Namun, seperti apa namanya, kami belum tahu," ujarnya saat konferensi pers di kawasan Jakarta Pusat, Jumat (25/4).
Baca Juga: Indonesia Re Catat Pendapatan Premi Rp 6,34 Triliun pada 2024
Menurut Benny, industri asuransi dan reasuransi merupakan sektor yang padat modal. Dia bilang makin besar modal yang dimiliki, maka makin besar kapasitas menanggung risiko.
Lebih lanjut, Benny belum merinci besaran kebutuhan penguatan modal tahun ini. Dia berharap bisa seperti perusahaan reasuransi global yang setiap tahun bisa mengajukan peningkatan modal.
"Nilainya tergantung. Kami penginnya nilai seperti perusahaan-perusahaan global, setiap tahun mengajukan. Namun, kami harus realistis," tuturnya.
Baca Juga: Indonesia Re Sebut Pelemahan Rupiah Tak Berdampak terhadap Biaya Premi Retrosesi
Selain cara nonorganik atau suntik modal, Benny juga menyampaikan Indonesia Re akan mencoba cara lain untuk memperkuat permodalan dengan mengandalkan jalur organik atau berasal dari kinerja yang menghasilkan profit.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan di situs resmi, Indonesia Re mencatat ekuitas sebesar Rp 2,46 triliun per Maret 2025. Adapun pendapatan premi sebesar Rp 1,25 triliun per Maret 2025.
Sebagai informasi, Indonesia Re telah mengajukan PMN tunai sejak 2022 sebesar Rp 3 triliun hingga akhirnya turun menjadi Rp 1 triliun. Namun, PMN tersebut tidak disetujui.
Baca Juga: Indonesia Re Catatkan Laba Konsolidasi Sebesar Rp 72,7 Miliar di 2024
Selanjutnya: OJK: Saat Ini Seluruh Perusahaan Asuransi Sudah Memiliki Aktuaris Perusahaan
Menarik Dibaca: Promo Hokben Exclusive Deals dengan Bank hingga 30 April, Ada Diskon 100%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News