Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri asuransi umum di Indonesia masih menarik minat investor baik dari dalam negeri maupun investor asing. Bila mereview ke belakang, ada sejumlah bank yang menyatakan rencananya untuk mengakuisisi perusahaan di sektor keuangan, termasuk perusahaan asuransi dan multifinance.
Yang terbaru, Bank Negara Indonesia (BNI) berencana untuk mengakuisisi perusahaan asuransi kerugian. Tujuannya, untuk melengkapi portofolio anak usaha. Selain itu, kabar yang masuk ke Kontan.co.id, ada investor dari Jepang yang berniat masuk ke perusahaan asuransi umum yang sahamnya diperdagangkan di bursa efek.
Menanggapi hal ini, Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AUI) Dody Achmad Sudiyar Dalimunthe mengatakan, hingga saat ini AAIU belum menerima informasi mengenai rencana masuknya investor Jepang ke industri asuransi di Indonesia. “Saya belum mendapat informasi,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Kamis (24/1).
Besarnya minat investor asing diakui oleh PT Asuransi Harta Aman Pratama Tbk (AHAP). Sunyata Wangsadarma Direktur Utama AHAP menyebut ada beberapa investor dari luar negeri yang ingin masuk.
Namun menurut dia, saat ini komitmen induk yaitu Salim Group untuk mengembangkan asuransi Harta masih cukup besar. Sebagai gambaran saat ini 62,1% saham Asuransi Harta dimiliki PT Asuransi Central Asia (ACA).
Sedangkan 12,8% dimiliki oleh Sendra Gunawan dan 7,5% dimiliki oleh PT Asian International Investindo. “Dari 62% saham milik ACA ini sebagian ada yang dimiliki asing ada yang dari Salim Group,” kata Sunyata.
Menurut Sunyata, Salim Group memang mempunyai partner asing di bisnis asuransi. Diantaranya adalah dari Spanyol, Bangkok, Thailand, Hongkong, Singapura dan Filiphina. Sepengetahuan Sunyata, komitman Salim di Asuransi Harta adalah menjaga bisnis dan tidak akan melakukan penjualan saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News