kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Industri DPLK, mati satu tumbuh seribu


Rabu, 29 Januari 2014 / 12:31 WIB
Industri DPLK, mati satu tumbuh seribu
ILUSTRASI. Knitwear Nona


Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Pepatah yang berbunyi, mati satu tumbuh seribu sepertinya ada benarnya. Industri Dana Pensiun Lembaga Keuangan alias DPLK tengah mengalaminya saat ini. Buktinya, usai pembubaran DPLK Nusantara Jiwa yang membuat pemain industri menciut menjadi 23 DPLK, dikabarkan bakal ada beberapa calon pemain baru.

Ricky Samsico, Kepala Bidang Humas Asosiasi DPLK menyebut, beberapa perusahaan asuransi jiwa asing tengah melirik bisnis jaminan pensiun. “Kabarnya malah beberapa telah mengajukan izin usaha ke regulator,” ujarnya kepada KONTAN, Rabu (29/1).

Asosiasi, sambung dia, menyambut baik jika industri DPLK kedatangan pemain baru. Diharapkan, malah bisa meramaikan industri tahun ini juga. Sehingga, menciptakan persaingan bisnis yang sehat dan menggarap lebih banyak potensi pasar yang tersedia.

Asal tahu saja, tahun lalu, pemain industri DPLK masih tercatat 24 perusahaan. Tahun ini, pemainnya tersisa 23 perusahaan, setelah Otoritas Jasa Keuangan melikuidasi DPLK Nusantara Jiwa. Perusahaan ini merupakan anak usaha Asuransi Nusantara Jiwa yang izin usahanya pun sudah dicabut regulator. “Pemiliknya memang sudah tidak eksis dan menyerah,” tutur Ricky.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×