Reporter: Annisa Fadila | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandmei covid-19 yang masih mewabah membuat kinerja multifinance ikut tertekan. Pasalnya, selain penjualan mobil yang ikut terimbas, pembiayaan multiguna pun kian terpengaruh.
Mengacu data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tercatat sepanjang April 2020 pembiayaan Multiguna hanya Rp 261 miliar. Padahal, di periode yang sama tahun sebelumnya mencapai Rp 263 miliar.
Direktur Utama BNI Multifinance Hasan Gazali Pulungan menyebutkan, berdasarkan data Juni 2020, pembiayaan Multiguna hanya Rp 3,827 miliar. Angka ini turun 36,43% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca Juga: BFI Finance sudah lakukan restrukturisasi pembiayaan senilai Rp 3,6 triliun
“Faktor yang memengaruhi penurunan ini tentunya karena permintaan konsumen yang turun. Namun, terkait estimasi pembiayaan Multiguna akan tergantung seberapa besar penyelesaian covid-19 di Indonesia. Sebab, hal ini menjadi dasar pengambilan keputusan dokumen,” ujar Hasan kepada Kontan.co.id Senin, (29/6).
Lanjut Hasan, mengingat pandemi belum tertuntaskan dan pembiayaan Multiguna mengalami penurunan, pihaknya akan menyesuaikan target dengan perkembangan terakhir Ia bilang, saat ini BNI Multifinance telah mengajukan revisi target bisnis kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Baca Juga: Gandeng Askrindo Syariah, Pegadaian perkuat pemasaran dan penjualan produk
“Target bisnis tentu akan kami sesuaikan dengan perkembangan terakhir. Itulah sebabnya kondisi Multiguna tidak berpengaruh signfiikan terhadap bisnis BNI Multifinance,” tambahnya.
Sementara itu Presiden Direktur PT CIMB Niaga Multifinance Ristiawan Suherman mengatakan, seiring dengan perlambatan pembiayaan di kendaraan, kinera Multiguna juga ikut tertekan.
Ristiawan bilang, sampai saat ini pihaknya mencatat pengajuan pembiayaan multiguna masih disalurkan untuk modal usaha, khususnya Usaha Kecil dan Menengah (UKM).
“Melihat kondisi perekonomian, sampai saat ini posisi Multiguna akan stagnan. Ini terlihat dari komposisi realisasi Mei dan running rate Juni yang tidak bergerak. Sebenarnya multiguna merupakan produk yang cukup profitable untuk ditingkatkan, walaupun tingkat resiko lebih tinggi daripada pembiayaan kendaraan. Namin, pandemi memaksa CNAF menahan seluruh rencana expansi produk,” kata dia.
Baca Juga: Restrukturisasi kredit multifinance capai Rp 121,92 triliun
Asal tahu saja, saat ini pihaknya tengah memantau kondisi perekonomian. Sehingga pihaknya memproyeksi tahun depan akan menggenjot seluruh produk, khususnya Multiguna.
“Kami memproyeksi sampai akhir tahun pembiayaan Multiguna akan tetap stagnan. Sebab, CNAF fokus untuk memastikan portofolio dalam kondisi yang sehar,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News