Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi
Kehadiran holding ini juga bisa membuka akses terhadap UMKM yang selama ini belum terjangkau layanan keuangan dari bank (unbankable). Sinergi pelat merah ini juga akan menciptakan skema tabungan untuk mobilisasi pendapatan UMKM, dan investor skala kecil.
“Kalau semuanya ini berhasil, sangat mungkin kehadiran holding BUMN ini dapat meningkatkan indeks keuangan inklusif dan akses pada unbanklable,” ujar Agus.
Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, saat ini baru 11,11% pelaku UMKM yang bisa mengakses layanan lembaga pembiayaan. Oleh karena itu, akses pembiayaan yang mudah dan murah harus terus didorong agar pelaku usaha kecil dapat segera bangkit dan mendorong perekonomian nasional pasca pandemi.
Baca Juga: CIMB Niaga Auto Finance merestrukturisasi pembiayaan Rp 1,2 triliun tahun lalu
“Kami mengharapkan kolaborasi berbagai pihak untuk pengembangan dan pemberdayaan UMKM ke depan,” ujar Deputi Pembiayaan Kementerian Koperasi dan UKM Hanung Harimba Rachman.
Wacana pembentukan holding tersebut mencuat sejak akhir 2019. Rencana ini kembali menguat setahun berikutnya pasca BUMN Erick Thohir berkali-kali menyebut, bahwa dalam waktu dekat akan ada pembentukan holding pemberdayaan UMKM melibatkan BRI, Pegadaian, dan PNM.
Pada pertengahan Desember 2020, Erick menyebut langkah ini untuk menyelaraskan data UMKM dan ultra mikro. Pendataan secara terpadu itu bisa menjadi cara meningkatkan kelas pengusaha UMKM di Indonesia.
Selanjutnya: Kredit kendaraan bermotor tahun ini diperkirakan tumbuh double digit
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News