Reporter: Ferry Saputra | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menyampaikan sejumlah tantangan yang bisa memengaruhi kinerja premi produk tradisional.
Direktur Eksekutif AAJI Togar Pasaribu mengatakan salah satu tantangannya, yakni masih kurangnya pemahaman masyarakat terhadap produk tradisional.
Dia bilang ada persepsi masyarakat bahwa premi produk tradisional dianggap hangus karena manfaatnya murni proteksi tanpa adanya komponen investasi. Padahal, justru di situ letak keunggulannya, yakni sederhana, jelas, dan fokus pada perlindungan.
"Oleh karena itu, diperlukan komunikasi yang transparan dan edukasi yang tepat agar masyarakat memahami nilai proteksi tersebut," ungkapnya kepada Kontan, Kamis (2/10/2025).
Baca Juga: AAJI Nilai Pelemahan Rupiah Tak Berdampak Besar Terhadap Imbal Hasil Unitlink
Togar menyampaikan secara umum, industri juga masih menghadapi tantangan daya beli masyarakat yang belum sepenuhnya pulih. Hal itu berpengaruh pada besaran premi yang dialokasikan, meski jumlah tertanggung terus meningkat.
Ke depannya, Togar mengimbau agar perusahaan asuransi jiwa juga dituntut untuk menghadirkan inovasi manfaat tambahan yang relevan, dengan tetap menjaga kesederhanaan produk agar mudah dipahami oleh masyarakat luas.
Togar optimistis pendapatan premi industri asuransi jiwa dari produk tradisional terus bertumbuh ke depannya, berlandaskan sejumlah faktor. Togar bilang salah satu faktornya, yaitu meningkatnya kesadaran masyarakat mengenai pentingnya proteksi jiwa, ditambah karakteristik produk tradisional yang lebih sederhana dan mudah dipahami. Dengan demikian, membuat produk asuransi tradisional makin relevan.
"Dari sisi distribusi, agen asuransi jiwa juga makin masif memperkenalkan produk tradisional sebagai instrumen perlindungan yang terjangkau dan jelas manfaatnya," ujarnya.
Selain itu, Togar juga mengungkapkan bahwa selama ini produk asuransi tradisional masih menjadi tulang punggung pendapatan premi industri asuransi jiwa. Dia menjelaskan dalam tiga tahun terakhir (2023–2025), kontribusi produk tradisional berada di atas 55% terhadap total premi industri, dengan pertumbuhan rata-rata 12,4%.
"Pada Semester I-2025, kontribusinya bahkan mencapai 63%, sehingga menjadikannya motor utama pertumbuhan industri," ungkapnya.
Sebagai informasi, data AAJI mencatat total pendapatan premi industri asuransi jiwa pada semester I-2025 mencapai Rp 87,6 triliun. Secara rinci, pendapatan premi industri asuransi jiwa dari produk tradisional mencapai Rp 55,2 triliun pada semester I-2025. Nilainya tumbuh 6,5%, jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
Baca Juga: Implementasi PSAK 117, AAJI Nilai Asuransi Jiwa Berbentuk Joint Venture Lebih Siap
Selanjutnya: DPR Kebut RUU P2SK, Frasa Pemberhentian Pimpinan OJK, LPS, dan BI Direvisi
Menarik Dibaca: 4 Manfaat Minum Cuka Apel Sebelum Tidur, Bagus untuk Gula Darah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News