Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak diluncurkan pada 21 Oktober 2025 lalu, perbankan telah agresif menyalurkan Kredit Program Perumahan (KPP). Di mana, bank swasta justru memimpin penyaluran untuk program tersebut.
Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) mencatat realisasi penyaluran KPP ini telah mencapai Rp 492,13 miliar hingga 15 November 2025. Data tersebut terdiri berasal dari 9 bank penyalur, baik itu bank milik swasta maupun pemerintah.
Dari total penyaluran tersebut, kontribusi paling besar adalah untuk sisi supply senilai Rp 453,18 miliar. Di mana, sisi supply ini disalurkan untuk mendukung penyediaan rumah, mulai dari pengembang, kontraktor, pedagang bahan bangunan, dan UMKM lainnya.
Baca Juga: BTN Optimistis Jadi Bank Penyalur Terbesar Kredit Program Perumahan (KPP)
Adapun, PT Bank Nationalnobu Tbk (Bank Nobu) menjadi yang terbesar dalam penyaluran KPP senilai Rp 280,18 miliar. Nilai tersebut disalurkan untuk 84 debitur.
Pola yang sama juga terjadi di Bank Nobu, di mana penyaluran KPP lebih banyak untuk sisi supply. Nilai penyaluran untuk sisi tersebut mencapai Rp 280,14 miliar kepada 83 debitur.
Menyusul Bank Nobu, ada PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) yang juga cukup kencang menyalurkan KPP. Bank berlogo 46 ini telah menyalurkan kredit program tersebut mencapai Rp 127,6 triliun, dengan sisi supply mendominasi mencapai Rp 91,9 miliar.
Posisi tiga besar pun dilengkapi dengan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN). Bank yang fokus pada sektor properti ini sudah menyalurkan hingga Rp 74,4 miliar. Meski demikian, dalam proses administrasi, penyalurannya sudah mencapai Rp 2,7 triliun.
Menteri PKP Maruarar Sirait pun turut mengapresiasi peran bank swasta yang mau menyukseskan KPP ini. Di mana, ia menilai kebutuhan perumahan ini memang membutuhkan pihak swasta.
Baca Juga: BNI Telah Salurkan Kredit Program Perumahan Rp 40,7 Miliar hingga Oktober 2025
“Saya terima kasih pada Bank Swasta, khususnya Bank Nobu yang paling tinggi. Kalau BCA itu dia tidak dari subsidi-nya, dia bikin skema sendiri. Jadi seperti rumah subsidi,” ujar Maruarar, Senin (17/11/2025).
Adapun, ia menjelaskan BCA memang saat ini memiliki skema tersendiri dengan bunga yang tidak beda dengan KPP ini. Menurutnya, hal tersebut tetap positif untuk membantu kebutuhan rumah di tanah air.
Direktur Commercial Banking BNI Muhammad Iqbal menyampaikan, program KPP hadir untuk memperluas akses pembiayaan di sektor perumahan, sekaligus membantu pelaku usaha memperkuat daya saing di sektor riil.
Melalui program ini, ia bilang pihaknya ingin memastikan bahwa pelaku UMKM dapat tumbuh berkelanjutan sekaligus berkontribusi pada pemenuhan kebutuhan rumah layak huni bagi masyarakat.
Iqbal menjelaskan, pada sisi supply, KPP mendukung pengembang, kontraktor, dan pelaku UMKM dalam pengadaan tanah, bahan bangunan, serta barang dan jasa.
Baca Juga: Dorong Kredit Perumahan, BTN Sebut Dana SAL Sudah Terserap 93%
Sementara pada sisi demand, fasilitas ini dapat dimanfaatkan untuk membeli, membangun, atau merenovasi rumah maupun toko yang mendukung kegiatan usaha.
Sejalan dengan itu, Iqbal bilang BNI optimistis dapat melampaui target penyaluran KUR Perumahan sebesar Rp 250 miliar hingga akhir tahun, dengan porsi Rp 100 miliar di sisi supply dan Rp 150 miliar di sisi demand.
“Program ini dinilai menjadi solusi inovatif bagi pelaku usaha mikro dan kecil untuk memiliki rumah yang juga dapat difungsikan sebagai tempat usaha,” ujar Iqbal.
Selanjutnya: Daftar 5 Kripto Top Gainers saat Pasar Melemah, ASTER Salah Satunya!
Menarik Dibaca: Daftar 5 Kripto Top Gainers saat Pasar Melemah, ASTER Salah Satunya!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













