kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Inilah peluang dan tantangan industri multifinance di 2020


Senin, 25 November 2019 / 18:00 WIB
Inilah peluang dan tantangan industri multifinance di 2020
ILUSTRASI. Ketua APPI Suwadi Wirato, memberikan keteragan kepada wartawa usai kegiatan saresehan dan dialog tentang UU no 42 tahun 1999 tentang Jaminan Fidusa di Balai Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (20/11/2017). Pelaksanaa Sosialisasi tetag jaminan fidusa


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis multifinance tahun depan cukup menantang. Diperkirakan, industri multifinance pada 2020 hanya tumbuh 4% karena tertekan bisnis otomotif dan alat berat yang tengah lesu.

Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno menjelaskan, penjualan otomotif tahun depan diperkirakan belum ada peningkatan. Padahal, pembiayaan otomotif masih mendominasi total pembiayaan industri.

Baca Juga: NIM perbankan diramal stagnan sampai tahun depan

“Komposisi pembiayaan motor roda empat baru 43%, kendaraan roda empat bekas 18%, kendaraan roda dua baru 27% dan kendaraan roda dua bekas 2%,” kata Suwandi di Jakarta, pekan lalu.

Perlambatan ini juga sudah terasa di kuartal III 2019. Sampai September 2019 saja, piutang pembiayaan multifinance hanya tumbuh 3,35% menjadi Rp 451,1 triliun.

Tantangan selanjutnya adalah penurunan harga batu bara dan minyak sawit (CPO) yang membuat industri pertambangan dan perkebunan akan menurun permintaan alat berat. Sejumlah perusahaan juga masih terkendala soal sumber pendanaan, khususnya multifinance bermodal cekak.

Baca Juga: APPI: Perusahaan multifinance harus memperhatikan pembiayaan untuk sektor produktif

Adapula, masalah perpajakan dan penerapan Pedoman Standar Akuntansi Keuangan (PSAK 71) yang membebani keuangan multifinance. PSAK 71 yang mulai berlaku pada 2020 akan meningkatkan cadangan pembiayaan perusahaan.

Meski menantang, tahun depan masih ada peluang yang terbuka lebar untuk meningkatkan bisnis pembiayaan seperti fasilitas dana tunai.

“Perusahaan pembiayaan memiliki kesempatan untuk melakukan pembiayaan dana secara langsung kepada konsumen termasuk di sektor pariwisata,” tambahnya.

Baca Juga: 56 perusahaan multifinance mencatatkan pembiayaan produktif di bawah 10%

Pertumbuhan di sektor Usaha, Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia serta pembangunan infrastruktur turut menopang pertumbuhan bisnis pembiayaan.

Khusus pembangunan infrastruktur, akan meningkatkan permintaan alat berat untuk konstruksi. Selain itu ada juga potensi kerja sama dan pengembangan teknologi informasi (IT) yang membidik genarasi milenial sebagai calon debitur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×