kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.098.000   -17.000   -0,80%
  • USD/IDR 16.475   12,00   0,07%
  • IDX 8.041   15,64   0,19%
  • KOMPAS100 1.123   -1,05   -0,09%
  • LQ45 812   -3,17   -0,39%
  • ISSI 277   1,25   0,45%
  • IDX30 422   -1,65   -0,39%
  • IDXHIDIV20 486   -3,91   -0,80%
  • IDX80 123   -0,26   -0,21%
  • IDXV30 133   -0,70   -0,53%
  • IDXQ30 135   -1,02   -0,75%

Jaga dana murah, NIM bank di tanah air masih jumbo


Rabu, 29 Juli 2020 / 06:20 WIB
Jaga dana murah, NIM bank di tanah air masih jumbo


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam situasi pandemi Covid-19, kemampuan perbankan untuk mencetak laba dimungkinkan akan tergerus. Bukan tanpa sebab, permintaan kredit yang melambat dibarengi dengan risiko yang tinggi membuat mesin pencetak laba perbankan tak berfungsi maksimal.

Di sisi lain, beban bunga terus bergulir. Alhasil, tidak mengagetkan kalau margin bunga bersih alias net interest margin (NIM) perbankan bakalan menciut. Ambil contoh, PT Bank Central Asia Tbk (BCA), yang tetap mencatatkan penurunan NIM per Semester I 2020.

Baca Juga: Pendapatan fee dan komisi BCA hanya tumbuh 1,7% pada semester I 2020

Merujuk laporan keuangan perseroan, per Juni 2020 NIM BCA ada di level 6%. Kendati masih tinggi, posisi ini menurun dari periode yang sama tahun sebelumnya yakni 6,2%. Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, tren NIM di tahun ini hampir dipastikan akan terus mengalami penurunan.

Penyebabnya antara lain besarnya jumlah restrukturisasi yang dilakukan perankan. Pemberian restrukturisasi ini sudah pasti akan menggerus pendapatan bunga bank, lantaran banyaknya keringanan yang diberikan.

"Kuartal II 2020 itu sudah masuk program restrukturisasi, dan banyak penurunan lending rate. Walau berbeda-beda tergantung nasabah," katanya dalam Virtual Conference di Jakarta, Senin (27/7).

Lebih lanjut, Dia juga mengatakan kondisi perekonomian saat ini memang sedang lesu. Praktis, hampir seluruh sektor kredit terkena dampak Covid-19. Akibatnya, permintaan kredit baru pun pasti melambat.

Lalu, di sisi lain masih adanya beban bunga yang mesti dibayarkan perbankan. Lalu dibarengi dengan tren penurunan bunga acuan yang terus dilakukan Bank Indonesia (BI). "Bunga kredit kita memang sudah ada penurunan, walau tidak merata. Begitu juga dengan bunga dana deposito," sambungnya.

Baca Juga: Walau menurun, NIM bank di Indonesia masih tertinggi se-Asia




TERBARU

[X]
×