Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Likuiditas di industri perbankan sudah mulai mengetat. Dampaknya biaya dana bank meningkat dibandingkan tahun lalu. Karena itu, PT Bank CIMB Niaga Tbk akan menerbitkan sukuk senilai Rp 1 triliun untuk menjaga likuiditas.
Direkrut Syariah PT Bank CIMB Niaga Tbk menyatakan, perburuan dana masyarakat meningkat. Apalagi pemerintah juga merbitkan Sukuk Tabungan 003 di pasar yang imbalannya cukup agresif di 8,15%.
"Bank syariah yang rata-rata lebih kecil ukurannya dan lebih banyak di BUKU 2. Serta tidak di capping rate-nya oleh peraturan sebab yang diatur bank konvensional BUKU 3 dan 4 saja.
Terpaksalah harus memberikan pricing lebih tinggi supaya dana masuk ke bank syariah," ujar Pandji kepada Kontan.co.id pada Kamis (28/2).
Lanjut Pandji di sisi lain bank tidak ingin marginnya tergerus. Sehingga secara otomatis perbankann juga akan menaikan margin yang diberikan kepada para debiturnya.
"Unit Usaha Syariah CIMB Niaga sendiri tahun ini adalah akan menerbitkan Sukuk Rp 1 triliun untuk menjaga dan memperbaiki likuiditas. Lalu program syariah first yang selama ini lebih fokus ke financing , akan lebih difokuskan ke pendanaan," jelas Pandji.
Selain itu, pihaknya akan lebih banyak menekankan pembiayaan kepada transaksi trade finance dan transaction banking. Hal ini bertujuan membuat peningkatan CASA atau dana murah.
Untuk kualitas asset, Lanjut Pandji, UUS CIMB Niaga tetap fokus untuk pendalaman kenasabah existing yang berkualitas. Terutama untuk pembiayaan jangka panjang.
"NPF akan dijaga dj level 1 persen dan sektor yang memerlukan perhatian khusus adalah sektor SME dan Mortgage. Tahun lalu rasio CASA sebesar 35,4% dari total DPK sebesar Rp23,7 triliun. Pada 2019 kita ingin rasio CASA sebesar 37,5%," tambah Pandji.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News