Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank DKI akan terus memperkuat sistem pembayaran untuk meningkatkan kemudahan nasabah bertransaksi di tengah di era digitalisasi. Tahun 2020, bank daerah ini akan fokus melakukan pengembangan pada JakOne Mobile dan Jakcard.
Jakcard merupakan uang elektronik berbasis chip, sedangkan JakOne Mobile adalah layanan keuangan yang terdiri dari mobile banking dan uang elektronik berbasis server.
Babay Paris Wazdi, Direktur Kredit UMKM dan Usaha Syariah Bank DKI mengatakan, penerimaan uang elektronik kartu Jakcard akan terus diperluas. Tahun ini, Jakcard ditargetkan sudah bisa digunakan bertransaksi di jalan tol dan kereta commuter line (KRL).
"Pengembangan penerimaan Jakcard terus dilakukan sebagai bagian dari transformasi digital Bank DKI," katanya pada Kontan.co.id baru-baru ini.
Baca Juga: Transaksi sinergi BUMD di Bank DKI capai Rp 3 triliun dalam tiga tahun terakhir
Jakcard sudah dikembangkan Bank DKI sejak tahun 2007 dan saat ini banyak digunakan untuk pembayaran tiket masuk di destinasi wisata di Jakarta, pembayaran parkir, MRT, angkutan umum, dan lain-lain.
Sementara JakOne akan diperluas untuk melayani pembayaran pajak di DKI. Saat ini, JakOne mobile sudah dapat dipergunakan sebagai alat transaksi dalam pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) tahunan dan pajak PBB di DKI Jakarta.
Babay bilang, seluruh pembayaran pajak daerah di Jakarta akan diintegrasikan secara online lewat JakOne ke depan. Tahun ini, pembayaran pajak Horeka (hotel, restoran, dan katering) akan terkoneksi dengan JakOne.
"Sekarang pajak di restoran, misalnya pengunjung makan Rp 500.000, mereka akan dikenakan pajka 10% sekitar Rp 50.000. Pajak itu dititipkan ke restoran itu dulu. Nanti pajak itu sudah langsung terkoneksi langsung ke Bank DKI. Ini nantinya akan meningkatkan penerimaan pajak di DKI dan sekaligus bisa mendorong funding di Bank DKI," jelas Babay.
Baca Juga: Bank DKI dan Asbanda gelar undian Tabungan Simpeda
Sebelumnya, Sekretaris Perusahaan Bank DKI, Herry Djufraini mengatakan, pihaknya rutin menganggarkan belanja modal untuk penguatan IT dan digitalisasi sekitar Rp 100 miliar- Rp 200 miliar setiap tahunnya. Sebagian dana itu akan dipakai untuk penguatan sistem pembayaran.
Bank DKI juga telah melakukan kerjasama dengan delapan bank daerah lain dalam pengembangan uang elektronik berbasis chip diantaranya Bank Jateng, Bank SulutGo, Bank Lampung, Bank Kalteng, BPD Papua, dan Bank Sulsel.
Nantinya BPD tersebut akan bikin uang elektronik sendiri dengan memakai sistem milik Bank DKI. Sehingga kartu-kartu itu juga akan bisa digunakan bertransaksi di Jakarta baik di transportasi dan wahana-wahana yang menerima transaksi JakCard.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News