kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.283   3,00   0,02%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

Jamkrida Bali Beberkan Tantangan Memperluas Portofolio Penjaminan ke UMKM


Senin, 09 Juni 2025 / 06:24 WIB
Jamkrida Bali Beberkan Tantangan Memperluas Portofolio Penjaminan ke UMKM
ILUSTRASI. Jamkrida Bali mengungkapkan nilai penjaminan yang disalurkan sampai kuartal I-2025 mencapai Rp 35,55 triliun.


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Jamkrida Bali Mandara (Perseroda) membeberkan beberapa tantangan dalam memperluas portofolio penjaminan ke sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Direktur Utama Jamkrida Bali I Ketut Widiana Karya mengatakan tantangannya, yaitu UMKM memiliki tingkat risiko yang tinggi karena terbatasnya kapasitas keuangan mereka.

"Hal itu membuat mereka (UMKM) lebih rentan terhadap kegagalan usaha," ujarnya kepada Kontan, Minggu (8/6).

Selain itu, Ketut mengatakan penyaluran kredit ke UMKM juga cenderung rendah. Sebab, bank menilai segmen tersebut berisiko tinggi. Dengan demikian, permintaan atas penjaminan juga terbatas. 

Baca Juga: Penyaluran KUR Ditargetkan Rp 300 Triliun, Jamkrida Bali Nilai Bisa Jadi Peluang

Tantangan lainnya, yaitu akses terhadap data historis UMKM terbatas, sehingga menyebabkan perusahaan penjaminan sulit melakukan credit scoring secara akurat.

"Khususnya, data historis UMKM terkait keuangan dan transaksi," ungkapnya.

Dari sisi perusahaan, Ketut menyebut Jamkrida Bali sejauh ini belum bisa berfokus untuk menjamin kredit hanya ke sektor produktif saja. Dia berpendapat diversifikasi portofolio ke berbagai sektor penting untuk dilakukan demi menjaga bisnis perusahaan. Dengan demikian, dia menilai perusahaan juga harus mengimbangi dengan penjaminan kredit ke sektor konsumtif. 

"Penyebaran portofolio merupakan hal baik bagi bisnis penjaminan," tuturnya.

Oleh karena itu, Ketut juga berpendapat peningkatan portofolio penjaminan sebesar 90% ke sektor UMKM akan menjadi hal yang berat untuk dilakukan Jamkrida Bali. Adapun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut dalam Roadmap Penjaminan 2024-2028, tercantum target makro bagi industri penjaminan berupa meningkatnya portofolio penjaminan untuk sektor UMKM menjadi 90% pada 2028.

"Untuk Jamkrida Bali, target tersebut susah untuk dicapai, memperhatikan kredit yang dijamin oleh Jamkrida Bali terdiri dari kredit modal kerja, kredit investasi, dan kredit konsumtif," tuturnya.

Meskipun demikian, Ketut mengatakan Jamkrida Bali tetap berupaya untuk terus menjamin kredit yang diberikan kepada UMKM ke depannya, dengan tetap memperhatikan ketentuan yang ada.

Baca Juga: Ubah Nama, OJK Beri Izin Usaha PT Jamkrida Kalsel (Perseroda)

Sementara itu, Ketut membeberkan nilai penjaminan yang dibukukan Jamkrida Bali sampai kuartal I-2025 mencapai Rp 35,55 triliun. Adapun nilai penjaminan produktif sebesar Rp 17,89 triliun atau porsinya 50,3% dari total portofolio penjaminan.

Sebagai informasi, OJK mencatat baseline portofolio penjaminan untuk UMKM pada 2023 baru mencapai 74%. Berdasarkan data terakhir yang dimonitor OJK, portofolio penjaminan untuk UMKM telah mencapai 80,50% dari outstanding penjaminan per April 2025. 

Selanjutnya: Investor Asing Melirik Skema KPBU di Proyek IKN

Menarik Dibaca: Promo HokBen Hematnya Seluas Samudera 8-12 Juni 2025, Takoyaki Cuma Rp 10.000

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×