kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Jamsostek mengincar saham baru BNI dan Mandiri


Kamis, 07 Oktober 2010 / 08:02 WIB
Jamsostek mengincar saham baru BNI dan Mandiri
ILUSTRASI. Investor asing masih di posisi beli bersih


Reporter: Steffi Indrajana | Editor: Test Test

JAKARTA. PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) semakin agresif berinvestasi di saham. Kali ini, Jamsostek berniat mengincar penerbitan saham baru alias rights issue dua bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Bank Mandiri dan Bank BNI.

Sekadar mengingatkan, belum lama ini Menteri Negara BUMN Mustafa Abubakar mengatakan bahwa ia lebih senang jika Bank Rakyat Indonesia (BRI) menjadi pemegang saham mayoritas Bank Bukopin. Padahal, Jamsostek juga mengincar saham baru Bank Bukopin meskipun tidak berniat menjadi pemegang saham mayoritas. Mustafa beralasan, BRI dan Bukopin memiliki kesamaan lini bisnis.

Mustafa lantas menyarankan agar investasi Jamsostek tidak terfokus pada Bukopin semata. "Jamsostek sebagai investor bisa memilih bank lain, misalnya menyerap rights issue Bank BNI atau Bank Mandiri," saranMustafa.

Jamsostek mengaku legowo dengan keputusan Menteri BUMN itu. "Mungkin Jamsostek punya yang lebih baik di tempat lain," ujar Hotbonar Sinaga, Direktur Utama Jamsostek, Rabu (6/10).

Gagal di Bukopin, rencana investasi Jamsostek harus tetap jalan. Sayang, Hotbonar masih enggan menjelaskan lebih mendetil rencana bisnis perusahaan pengelola uang pekerja itu dalam rights issue BNI dan Mandiri. "Kami belum tahu berapa. Urusan nilainya nanti saja," elak dia.

Bagi manajemen Bank Mandiri, keputusan Jamsostek itu merupakan angin segar. Direktur Keuangan dan Strategis Bank Mandiri Pahala Nugraha Mansury mengaku, masuknya Jamsostek akan mendukung rencana Bank Mandiri untuk meningkatkan porsi investasi lokal di komposisi saham bank pelat merah itu.

Maklum, hingga kini, pemegang saham lokal di luar pemerintah, di bank berlogo pita kuning biru itu baru 20%. Selebihnya asing. Mandiri ingin meningkatkan komposisi pemegang saham lokal menjadi sebesar 30%.

Berkaitan dengan rencana Jamsostek yang ingin juga ingin membeli rights issue BNI, Pahala mengaku tidak khawatir. "Investor based yang overlapping dengan BNI cuma 16%. Jadi bukan mayoritas," jelas Pahala.

Selain rights issue, sejatinya Jamsostek dan BNI sudah sering menggandeng kerjasama. Yang terbaru, Jamsostek tengah menjajaki kerja sama di sektor kredit pemilikan rumah (KPR). Hotbonar beralasan, kerjasama di sektor KPR merupakan rencana tanpa harus menyertakan modal. Harapan Jamsostek, kerjasama ini akan meningkatkan premi tahunan. Jamsostek tak menutup kemungkinan menjalin kerjasama tanpa penyertaan modal dengan bank lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×