Reporter: Roy Franedya , Herry Prasetyo | Editor: Syamsul Azhar
JAKARTA. Peminat bank syariah bertambah. PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) menyatakan akan mengakuisisi saham bank syariah pada tahun depan.
Direktur Utama Jamsostek Hotbonar Sinaga menjelaskan, agenda akuisisi ini bertujuan mempermudah kegiatan investasi langsung. Jamsostek tidak melakukan akuisisi secara langsung, tetapi melalui Jamsostek Investment Corporation (JIC).
Sekadar catatan, JIC adalah perusahaan yang dibentuk oleh Jamsostek dan Islamic Corporation for The Development of the Private Sector (ICD), anak usaha Islamic Development Bank (IDB).
Hotbonar bilang, bank yang menjadi target akuisisi adalah bank syariah atau bank yang fokus menyalurkan kredit ke sektor padat karya. Jamsostek memilih bank syariah karena ingin mengembangkan perbankan syariah di Indonesia.
"Bank padat karya dipilih karena kami ingin ikut membuka lapangan kerja. Jadi bisa menambah jumlah peserta Jamsostek," kata Hotbonar, Kamis (10/12).
Dua pilihan
Saat ini, Jamsostek telah mengantongi saham tiga bank lokal. Perinciannya: kepemilikan di Bank Muamalat sebesar 1%, Bank Agro Niaga (3%), Bank Bukopin Syariah (9,3%). Ditambah kemarin: BTN.
Namun, Jamsostek belum menentukan bank yang akan dibeli tahun depan. "Bisa saja menyuntikkan modal di ketiga bank yang sahamnya sudah kami miliki, dan menjadi pemegang saham pengendali. Atau, mengakuisisi bank syariah lainnya. Namun, kami lebih berat menambah saham pada salah satu bank tadi," ujar Hotbonar.
Proses uji tuntas (due diligence) akuisisi akan dilaksanakan setelah kuartal I 2010, mengingat JIC baru beroperasi di kuartal pertama.
Direktur Bank Syariah Bukopin (BSB) Riyanto berharap banknya akan dipilih Jamsostek. "Wajar jika Jamsostek sebagai existing holder ingin memperbanyak jumlah kepemilikan sahamnya di BSB," ujarnya. Namun, Riyanto belum mengetahui seberapa jauh pembicaraan antara Jamsostek dan PT Bank Bukopin sebagai pemilik saham terbesar BSB.
Harapan yang sama pun datang dari Bank Muamalat. "Kalau mereka mau meningkatkan prosentasi saham di Muamalat, maka porsi investor lokal akan lebih kuat," ujar Farouk A. Alwyni, Direktur Bank Muamalat.
Sedang Bank Agro Niaga skeptis terhadap kemungkinan akuisisi Jamsostek. "Saat rights issue kemarin, Jamsostek tidak membeli," ujar Hirawan Nur Kustono, Sekretaris Korporat Bank Agro Niaga. Hirawan makin pesimistis karena Jamsostek sudah menyatakan lebih suka masuk ke bank syariah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News