kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Januari 2018, kredit macet fintech lending naik jadi 1,28%


Kamis, 08 Maret 2018 / 16:21 WIB
Januari 2018, kredit macet fintech lending naik jadi 1,28%
ILUSTRASI. ilustrasi fintech - pembayaran atau transfer fintech


Reporter: Umi Kulsum | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan penyedia jasa pinjam-meminjam berbasis teknologi finansial mulai menuai kredit macet. Tercatat, angka non-performing loan (NPL) di perusahaan fintech peer to peer lending ini tercatat di level 1,28%. 

Merujuk data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), angka kredit macet tersebut mengalami kenaikan dibanding Desember 2017. Ketika itu, kredit macet di atas 90 hari di level 0,99%. Angka itu juga lebih tinggi dibanding posisi akhir Desember 2016 yang tercatat mencapai 0,60%.

Direktur Pengaturan Perizinan dan Pengawasan Fintech OJK Hendrikus Passagi memperkirakan, NPL di sepanjang tahun ini masih akan berada di bawah level 2%.

"Proyeksi NPL tidak lebih dari 2%. Sementara batas ambang toleransi atau treshold sekitar 8% dan masih sangat jauh dari batas ambang maksimal," ujar Hendrikus kepada Kontan.co.id, beberapa waktu lalu.

Sementara angka NPL PT Mitrausaha Indonesia Grup atau yang lebih dikenal Modalku di awal tahun ini cenderung stabil di bawah kisaran 1%.

Co-Founder dan CEO Modalku Reynold Wijaya menjelaskan, di akhir Desember 2017 rasio kredit macet perusahaan berada di posisi 0,5%. "Februari 2018 ini NPL kami di kisaran 0,8%," kata Reynold, Selasa (6/3).

Dia bilang, angka NPL ke depan tentu akan meningkat sejalan dengan risiko kredit fintech lending yang lebih tinggi dibanding industri perbankan. Untuk menjaga NPL, Modalku melakukan sistem collection atau penagihan yang baik dan verifikasi atas kecurangan secara ketat. Dalam sistem penagihan, Modalku mengaku memiliki tim dan prosedur sendiri yang disesuaikan dengan profil produk tersebut.

Sementara, PT Investree Radhika Jaya (Investree) masih mampu menekan angka kredit macet di level 0%. Co-Founder dan CEO Investree Adrian Gunadi mengatakan, keberhasilan perusahaan menjaga rasio kredit macet tak lepas dari strategi dalam pemilihan produk segmentasi dengan basis invoice atau kontrak perusahaan ternama. Lalu, strategi collection dengan escrow dan langkah mitigasi lainnya juga menjadi turut andil kiat NPL Investree masih di level 0%.

"Untuk mitigasi risiko atas gagal bayar kami juga gandeng Perusahaan Umum Jaminan Kredit Indonesia (Perum Jamkrindo)," kata Adrian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×