kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Jelang tahun baru, bank genjot transaksi perjalanan wisata


Minggu, 25 November 2018 / 18:25 WIB
Jelang tahun baru, bank genjot transaksi perjalanan wisata
ILUSTRASI. Mandiri berikan fasilitas pembayaran di Garuda Indonesia Travel Fair


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jelang akhir tahun perbankan terus meningkatkan transaksi pembayaran. Salah satunya lewat berbagai promosi perjalanan wisata (travel related) termasuk hotel, maskapai penerbangan, dan kuliner.

PT Bank Mandiri Tbk misalnya, berupaya meningkatkan transaksi travel related dengan memberikan potongan harga untuk kebutuhan travel bila menggunakan kartu kredit. Senior Vice President Transaction Banking and Retail Sales Bank Mandiri Thomas Wahyudi memproyeksi selama Desember, transaksi kebutuhan pariwisata di Bank Mandiri bisa mencapai Rp 600 miliar-Rp 800 miliar.

"Untuk transaksi acquiring industri travel related sampai dengan kuartal III-2018, ada 3,6 juta kali transaksi. Ini tumbuh 400% dibandingkan periode yang sama tahun 2017. Sedangkan untuk volumenya mencapai Rp 3,9 triliun atau tumbuh 120% masih dalam periode yang sama," ujar Thomas kepada Kontan.co.id, Jumat (25/11).

Thomas menambahkan, 80% dari total transaksi itu lewat transaksi kartu kredit. Sisanya lewat debit Mandiri. Thomas melihat hal ini terjadi lantaran kebutuhan leisure baik tour maupun traveling semakin meningkat. Sehingga ada perubahan kebiasaan terutama didorong oleh generasi milenial.

Bank dengan sandi BMRI ini optimis transaksi travel related masih akan tumbuh secara signifikan. Thomas bilang, Mandiri akan menjaga pertumbuhan tahun depan sama dengan kinerja pada kuartal III-2018.

Tak mau kalah, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk juga mencatatkan pertumbuhan transaksi untuk travel related. Direktur Konsumer BRI Handayani bilang hingga saat ini pertumbuhan jumlah transaksi travel related tumbuh 200% secara tahunan.

Pertumbuhan ini didukung oleh transaksi di berbagai situs e-commerce seperti Tiket.com dan Traveloka. Guna mendorong jumlah transaksi ini, Handayani bilang pihaknya mengandeng Garuda Indonesia untuk mengelar Garuda Online Travel Fair.

"Ada 1,6 juta seat Garuda Indonesia dengan target transaksi Rp 200 miliar. Kalau kita lihat jumlah debit dan kredit kita banyak. Harapannya 60% lewat debit dan 40% lewat kredit," jelas Handayani.

Meski tidak merinci total nilai transaksi travel related, Handayani bilang dari awal tahun hingga Oktober 2018, nilai transkasi kartu kredit BRI sebesar Rp 5,4 triliun. Ada sekitar 30% dari total transaksi berasal dari travel related.

Hingga akhir tahun bank dengan sandi saham BBRI ini menargtekan transaksi kartu kredit tumbuh 29% yoy menjadi Rp 6 triliun. BRI juga menargetkan dapat menjaga NPL di 2,9% di akhir tahun, sedangkan pada Oktober NPL kartu kredit di posisi 3,1%.

Sementara itu, PT Bank Central Asia Tbk tidak akan fokus pada transaksi travel related di akhir tahun. Direktur BCA Santoso Liem menyatakan BCA akan berkonsentrasi pada persiapan kebutuhan tahun baru.

Santoso menjelaskan kebutuhan tahun baru berupa kebutuhan untuk berkumpul dengan keluarga dan rekan. Santoso mencontohkan berupa sandang, lifestyle lain seperti hotel, restoran, dan barang elektronik.

Berdasarkan pengalama bank dengan sandi saham BBCA ini, Santoso menyatakan transaksi untuk kebutuhun tahun baru biasanya meningkat sebesar 10%-15 % di akhir tahun dibandingkan bulan biasa.

"Saya pikir untuk travel related hingga akhir tahun sudah terpenuhi dengan kegiatan travel fair yang kita lakukan beberapa waktu lalu. Namun, untuk trend transaksi travel ada kecenderungan terjadi peningkatan baik domestik maupun overseas," ujar Santoso.

Meski tidak merinci besaran pertumbuhan transaksi travel related, Santoso menilai perubahan gaya hidup untuk rekreasi, kebutuhan bisnis, dan pendidikan adalah pendorong untuk melakukan perjalanan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×