kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 15.875   5,00   0,03%
  • IDX 7.314   118,54   1,65%
  • KOMPAS100 1.121   16,95   1,53%
  • LQ45 892   14,50   1,65%
  • ISSI 223   2,40   1,09%
  • IDX30 459   10,01   2,23%
  • IDXHIDIV20 553   13,38   2,48%
  • IDX80 129   1,38   1,09%
  • IDXV30 137   2,73   2,03%
  • IDXQ30 152   3,22   2,16%

Jurus koperasi menangkis dampak pandemi


Selasa, 02 Februari 2021 / 17:00 WIB
Jurus koperasi menangkis dampak pandemi
ILUSTRASI.


Reporter: Sanny Cicilia | Editor: Sanny Cicilia

Relaksasi Pembayaran

Relaksasi juga dilakukan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Makmur Mandiri untuk menghindari kredit macet. Daniel L Bakkara, Koordinator dan Manajer Jabar 6 KSP Makmur Mandiri, menjelaskan relaksasi itu ialah nasabah diberikan kelonggaran hanya membayar biaya jasa 1,8% dari nilai pinjaman selama 3 bulan, pada April-Juni 2020.

Namun setelah itu, anggota harus membayar kembali pokok pinjaman ditambah biaya jasa yang diturunkan jadi 1,2%. Relaksasi ini berlaku 6 bulan sejak Desember 2020.

“Ini upaya kami agar pinjaman macet tak membengkak,” kata Daniel saat diwawancara di kantor Jabar 6 di Cipacing, Rancaekek (29/12/2020). Kantor wilayah Jabar 6 menaungi 12 cabang di Bandung yakni Garut, Cirebon, Kuningan dengan sekitar 5.000 anggota.

Di wilayahnya, Daniel mematok rasio kredit bermasalah atau net performing loan (NPL) hanya 0,5%-0,9%. Untuk menjaga rasio ini, dia juga melakukan beberapa strategi pencegahan. Antara lain, selektif memilih anggota.

Saat pandemi, wilayah Jabar 6 memperluas segmen keanggotaan, yakni dengan mulai menggandeng segmen UMKM dari sebelumnya hanya didominasi buruh atau karyawan pabrik. Akibat pandemi, risiko pinjaman konsumtif untuk buruh meningkat karena banyak pabrik terdampak PSBB. Sementara segmen UMKM, masih bergeliat seperti sektor pertanian musiman.

“Kini proporsi anggota bersifat konsumtif dan produktif yakni UMKM berimbang,” ungkap Daniel.

Selain itu, dia mengutamakan kehati-hatian penyaluran pinjaman dengan menilai usaha dan kesesuaian nilai pinjaman. “Harus selektif dan tepat sasaran,” kata dia.

Besar pinjaman yang dikucurkan berkisar Rp 500.000 hingga Rp15 juta. Per kantor cabang, Koperasi wilayah Jabar 6 menyalurkan pinjaman Rp450 juta per bulan untuk 500 anggota.

“Pandemi mengubah mindset, mengubah pelayanan, dan mengubah sasaran,” kata Daniel.

Baca juga: Pandemi mendorong koperasi go digital

Bantuan likuiditas pemerintah

Dengan upaya preventif terhadap kredit macet, kondisi likuiditas di wilayah Jabar 6 diklaim terkendali. Selain simpanan wajib dan sukarela dari anggota, Koperasi Makmur Mandiri mendapat bantuan likuiditas dari Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB-KUMKM) Rp 50 miliar pada Mei 2020.  

Di tengah perjuangan memperbaiki rasio kredit macet, bantuan likuiditas itu ibarat “air segar” bagi koperasi. Sekadar informasi, Koperasi Makmur Mandiri berkantor pusat di Bekasi memiliki 152 kantor cabang yang tersebar di 21 provinsi.  

Kisah serupa dialami Koperasi Perempuan Kencana. Nani menyatakan Koperasi Perempuan Kencana mendapatkan bantuan likuiditas dengan bunga 7% dari Pemerintah Kabupaten Bandung

Melalui Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Kerta Raharja pada November 2020. Dana ini segera disalurkan dalam bentuk pinjaman ke nasabah Rp104 juta pada November dan Rp 82 juta di Desember 2020.

Nani mengaku tak mencari pendanaan dari perbankan karena bunga bank dinilai berat dalam kalkulasi. Sebab nantinya koperasi masih harus mengenakan biaya jasa ke anggotanya.

“Biaya jasa koperasi 1%-3%, kalau kami pinjam ke bank terlalu mahal,” kata dia.

Baca juga: Koperasi perempuan ingin ibu-ibu mandiri finansial



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×