Reporter: Ferry Saputra | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) terus berupaya mendorong daya beli masyarakat salah satunya dengan kembali memperpanjang insentif uang muka atau Down Payment (DP) untuk kredit kendaraan bermotor bank paling rendah sebesar 0% yang berlaku 1 Januari 2025 sampai 31 Desember 2025. Sejumlah perusahaan pembiayaan atau multifinance lantas angkat bicara terkait efek dari kebijakan tersebut.
Menanggapi hal itu, perusahaan pembiayaan atau multifinance CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) yang mayoritas pemegang sahamnya merupakan PT Bank CIMB Niaga Tbk beranggapan kebijakan tersebut akan memberikan dampak positif terhadap industri multifinance.
"Perpanjangan kebijakan uang muka 0% sampai dengan akhir tahun 2025, tentunya dapat menstimulus pertumbuhan penyaluran pembiayaan di multifinance terutama untuk segmen-segmen yang memenuhi kriteria," ucap Presiden Direktur CNAF Ristiawan Suherman kepada Kontan.co.id, Senin (21/10).
Secara ketentuan, Ristiawan menyebut CNAF dapat memberikan insentif uang muka 0%. Namun, dia bilang CNAF tentunya akan tetap mempertahankan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko serta menjaga kesehatan portofolio perusahaan.
Baca Juga: MUF Buka Suara Terkait Kebijakan Perpanjangan Uang Muka Kredit Kendaraan 0%
Oleh karena itu, CNAF terus mengedepankan metode risk based pricing atau penetapan suku bunga yang disesuaikan dengan profil risiko nasabah. Lebih lanjut, Ristiawan menerangkan salah satu strategi CNAF dalam mendongkrak kinerja penyaluran pembiayaan, yakni terus bersinergi dengan induk usaha, PT Bank CIMB Niaga Tbk, untuk menjaring nasabah dengan terus mengembangkan program referral, termasuk untuk seluruh karyawan payroll di induk usaha.
"Dalam pengenaan uang muka 0%, CNAF secara berhati-hati dalam memberikan terutama untuk nasabah existing payroll yang memiliki history yang cukup baik," ungkapnya.
Ristiawan menyampaikan CNAF mencatatkan penyaluran pembiayaan mencapai Rp 7,08 triliun. Nilai itu tumbuh 17%, jika dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 6,06 triliun.
Baca Juga: Kebijakan Uang Muka Kredit Kendaraan 0% Diperpanjang hingga Akhir 2025
Senada dengan CNAF, PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOM Finance) yang pemegang saham mayoritasnya merupakan PT Bank Maybank Indonesia Tbk menyebut kebijakan itu akan memberikan dampak positif bagi industri multifinance, termasuk WOM Finance.
Sebab, Direktur Keuangan WOM Finance Cincin Lisa berpendapat kebijakan itu bertujuan untuk merangsang kembali pertumbuhan kredit yang sempat melambat, terutama di sektor otomotif.
"Perpanjangan relaksasi DP 0% merupakan peluang besar bagi WOM Finance untuk meningkatkan kinerja bisnis," ungkapnya kepada Kontan.co.id, Senin (21/10).
Baca Juga: BI Perpanjang Kebijakan Uang Muka Kredit Kendaraan 0%, Peluang bagi Multifinance
Meskipun demikian, Cincin menyampaikan WOM Finance juga perlu bersiap menghadapi tantangan yang ada, seperti peningkatan risiko kredit dan persaingan yang makin ketat. Dia tak memungkiri hubungan yang erat antara perusahaan multifinance dan bank induk memang memberikan sejumlah keunggulan kompetitif dengan adanya kebijakan tersebut.
Lebih lanjut, Cincin bilang keberhasilan WOM Finance dalam memanfaatkan peluang itu sangat bergantung pada kemampuan perusahaan dalam mengelola risiko, menyesuaikan strategi bisnis, dan memberikan layanan yang berkualitas kepada konsumen.
"Selain itu, sangat bergantung pada kinerja perusahaan, kondisi industri, dan kebijakan regulator," tuturnya.
Hingga September 2024, Cincin menyebut WOM Finance telah mencatatkan penyaluran pembiayaan kendaraan bermotor sebesar Rp 4,1 triliun.
Baca Juga: Adira Finance Salurkan Pembiayaan Baru Rp 27,8 Triliun Hingga September 2024
Sementara itu, perusahaan multifinance Mandiri Utama Finance (MUF) juga menyebut kebijakan tersebut akan memberikan dampak positif bagi kinerja multifinance. Head of Corporate Secretary & Legal MUF Elisabeth Lidya Sirait mengatakan fasilitas DP 0% dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat untuk menggunakan layanan pembiayaan kendaraan.
"Namun, hal itu bukan satu-satunya faktor. Suku bunga yang terjangkau, kecepatan, dan kemudahan proses pengajuan, serta reputasi perusahaan, merupakan faktor-faktor yang tak kalah penting bagi masyarakat untuk menentukan pilihan perusahaan penyedia layanan pembiayaan," ucapnya kepada Kontan.co.id, Senin (21/10).
Oleh karena itu, Elisabeth mengatakan pertumbuhan pembiayaan masih dapat dicapai dengan mengoptimalkan faktor-faktor tersebut. Lebih lanjut, dia menyampaikan MUF sebagai anak usaha Bank Mandiri tentu mendapat privilese untuk akses pendanaan yang kuat untuk menopang target pertumbuhan dengan adanya kebijakan itu. Salah satunya, yakni melalui penyaluran pembiayaan dengan skema joint financing, dan juga sumber order dari nasabah Bank Mandiri yang jumlahnya terus meningkat.
Per September 2024, Elisabeth menyebut MUF mencatatkan penyaluran pembiayaan kendaraan bermotor sebesar Rp 15,8 triliun. Nilai itu tumbuh 6,5%, jika dibandingkan periode sama tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News