Reporter: Mona Tobing, Dityasa Hanin Forddanta |
JAKARTA. Meski tahun ini gagal terlaksana, rencana PT Pegadaian menjadi perusahaan publik dipastikan tetap melaju. Diperkirakan, Pegadaian melepas saham perdana di lantai bursa atau initial public offering (IPO) pada tahun 2013. Bahkan, usulan ini sudah mendapat persetujuan dari pemegang saham, yakni Kementerian Badan Usaha Milik Negara (KemBUMN).
Parikesit Suprapto, Deputi Bidang Usaha Jasa KemBUMN, menyatakan Pegadaian sudah layak terjun ke bursa tahun depan. Pihaknya siap mengajukan usulan IPO itu kembali Komite Privatisasi BUMN pada tahun 2013. Bila tidak ada aral melintang, diperkirakan persetujuan dari komite bakal turun.
Namun, Parikesit berharap, sebelum membawa usulan itu ke komite, manajemen Pegadaian harus berbenah dan ekspansi bisnis. "Evaluasi aset dan budaya kerja internal," tandas Parikesit, usai penandatanganan kerjasama antara Pegadaian dengan mitra BUMN, akhir pekan lalu.
Terkait ekspansi, manajemen diharapkan tidak hanya menambah kantor cabang, tapi juga perluasan usaha. Selama ini, Pegadaian hanya mengandalkan bisnis di gadai konvensional dengan jaminan emas.
Padahal, Pegadaian memiliki bisnis lain yang berprospek cerah, seperti pinjaman untuk karyawan, pinjaman multiguna, gadai saham, hingga jasa pengiriman uang. "Kembangkan bisnis lain, bahkan Pegadaian harus menjadi financial inclusion," tandas Parikesit.
Maksudnya, Pegadaian menjadi lembaga keuangan non-bank dengan pelayanan terpadu. Mulai dari jasa gadai, transfer uang, pembayaran pensiun, hingga pelayanan penjualan produk asuransi.
Memang, dengan bisnis yang ada selama ini, Pegadain mampu meraih laba sebesar Rp 1,28 triliun per semester I 2012, tumbuh 31,5% dibandingkan periode sama tahun lalu. Namun, pertumbuhan bisnis itu belum tentu mudah tercapai pada periode mendatang.
Soalnya, Kementerian Keuangan tengah menyusun undang-undang (UU) tentang gadai. Bila UU itu berlaku, Pegadaian tidak lagi menjadi penguasa tunggal bisnis gadai. Pihak swasta boleh menjalankan bisnis gadai layaknya Pegadaian.
Suhwono, Direktur Utama Pegadaian, menegaskan siap memperluas usaha. Kerjasama dengan enam mitra BUMN itu merupakan langkah awal menjadi financial inclusion. Enam mitra itu adalah Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank BNI, Jasindo, Asabri dan Sucofindo.
Menurut Suhwono, pihaknya juga akan memperbaiki struktur pendanaan. Selama ini, Pegadaian hanya memiliki dana berjangka pendek, yakni dari gadai nasabah. "Kami akan menjual obligasi untuk pertama kali sebesar Rp 2,5 triliun agar mendapat dana jangka panjang," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News