kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Keuntungan SMF membesar


Kamis, 19 Juli 2012 / 19:51 WIB
Keuntungan SMF membesar
ILUSTRASI. cara menjaga keuangan agar bertahan di tengah Covid-19


Reporter: Mona Tobing | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Menutup semester 1 tahun ini, bisnis PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) terbilang moncer. Rata-rata kinerja SMF dari segi penyaluran pinjaman, laba, dan aset tumbuh lebih dari 50% dibanding periode sama tahun lalu. Namun, manajemen khawatir, laju pertumbuhan itu bakal tersendat pada semester II.

Raharjo Adisusanto, Direktur Utama SMF mengatakan, penyaluran pinjaman selama enam bulan pertama tahun ini mencapai Rp 3,68 triliun, tumbuh 97,5% dibanding semester I 2011. Sebagian besar pinjaman tersalurkan untuk kredit pemilikan rumah (KPR). Lalu, pinjaman untuk transaksi sekuritisasi sebesar Rp 1 triliun, yang semuanya mengalir ke PT Bank Tabungan Negara TBK (BTN).

Kenaikan pinjaman meningkatkan pendapatan perusahaan, yakni mencapai Rp 85,9 miliar, tumbuh 50,2%. Laba pun terkerek menjadi Rp 67,2 miliar. SMF hanya mengantongi keuntungan Rp 42,4 miliar pada semester I tahun lalu. Total aset meningkat 96,6% menjadi Rp 5,74 triliun.

"Pinjaman meningkat karena bank yang bekerjasama dengan kami semakin banyak," kata Raharjo, saat paparan kinerja, Kamis (19/7). Total sudah ada sembilan bank penyalur KPR dengan menggunakan dana SMF. Tahun ini ada penambahan dua bank syariah, yakni PT Bank Muamalat dan PT Bank Syariah Mandiri.

Namun, Raharjo, memperkirakan, kinerja apik ini sulit terulang pada semester II. Soalnya, penyaluran KPR berpotensi melambat karena aturan loan to value (LTV).

Aturan itu mewajibkan calon pembeli rumah secara kredit menyediakan uang muka 30%. Akibatnya, nasabah yang memiliki dana minim, menunda pembelian rumah. Sutomo, Direktur Keuangan SMF, menambahkan, perbankan juga lebih memilih menyalurkan kredit konsumsi menjelang lebaran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×