Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Noverius Laoli
Lebih lanjut, Eben menambahkan, di tahun ini pihaknya menargetkan pendapatan premi tembus di angka Rp 6,4 triliun atau tumbuh sekitar 19% dari perolehan tahun 2023. Untuk itu, pihaknya telah menyiapkan strategi untuk meraih target tersebut.
“Strategi perusahaan untuk mendukung pertumbuhan kinerja di antaranya mempertahankan produk premi reguler yang menguntungkan, mengoptimalkan kinerja investasi, menerapkan otomasi dan digitalisasi proses bisnis, serta fokus pada peningkatan kapabilitas dan produktivitas sumber daya manusia,” pungkasnya.
PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia (Generali) masih dalam proses audit laporan keuangan di tahun 2023. Meski demikian perusahaan optimis mampu meningkatkan pendapatan premi di tahun ini.
Berdasarkan laporan keuangan bulanan konvensional di Desember 2023 (unaudited) Generali Indonesia membukukan pendapatan premi naik 3,41% yoy menjadi Rp 3,02 triliun dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 2,92 triliun.
Baca Juga: Pendapatan Premi Industri Asuransi Jiwa Diperkirakan Kembali Meningkat Tahun Ini
“Pertumbuhan yang positif ini membuktikan adanya peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya proteksi asuransi sebagai bagian dari perencanaan keuangan dan meminimalisir risiko finansial terhadap risiko sakit atau meninggal dunia,” kata Chief Marketing Officer Generali, Vivin Arbianti Gautama kepada KONTAN.
Vivin menuturkan, sepanjang tahun 2023 Generali Indonesia telah membayarkan klaim senilai lebih dari Rp 1,1 triliun yang mencakup klaim meninggal dunia, penyakit kritis dan kesehatan.
“Dari total nominal ini, 77%-nya merupakan klaim kesehatan dan nominal klaim kesehatan ini sendiri mengalami kenaikan 38% yoy dibanding dengan periode yang sama di tahun sebelumnya,” tuturnya.
Vivin menilai, prospek asuransi di tahun 2024 akan semakin baik didorong oleh pertumbuhan industri, literasi dan kesadaran masyarakat, inovasi, perkembangan digitalisasi yang berkontribusi memudahkan masyarakat mendapat proteksi.
Baca Juga: Menilik Dampak Pemilu di Sektor Industri Keuangan Non Bank (IKNB)
Menurutnya, tantangannya saat ini adalah semakin tingginya inflasi kesehatan yang bahkan sudah melebihi inflasi ekonomi sehingga menyebabkan tingginya angka klaim dan menyebabkan kondisi hardening market.
“Namun kami optimis di dengan kerja sama yang dibangun antara regulator dan berbagai stakeholder yang ada, kami berharap inflasi medis bisa terkendali sehingga meminimalisir angka klaim dan bisa menjaga kinerja keuangan industri,” kata dia.
Lebih lanjut, Vivin menambahkan, tahun ini pihaknya berharap bisa melindungi banyak orang dengan punya asuransi.
“Produk dan layanan inovatif akan terus hadir di tahun ini, dan sejalan dengan inovasi tersebut, kami terus memperluas kerjasama dengan para partner sambil juga konsisten melakukan edukasi kepada masyarakat dan komunitas terkait dengan pentingnya perlindungan asuransi sebagai bagian dari rencana keuangan keluarga,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News