kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Kinerja Bank Digital Terdorong Ekosistem Grup


Jumat, 15 Desember 2023 / 20:24 WIB
Kinerja Bank Digital Terdorong Ekosistem Grup
ILUSTRASI. Aplikasi perbankan digital Allo Bank Indonesia.


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Persaingan bank digital di industri perbankan tanah air memang terlihat kian sengit. Selain bersaing dengan sesama bank digital, mereka juga kalah saing dengan bank-bank umum lainnya yang memiliki market share yang lebih besar ditambah bank umum juga terus mengembangkan inovasi layanan digitalnya.

Di sisi lain, bank-bank digital tidak memiliki produk sebanyak bank umum, pasalnya mereka masih meniti tahap demi tahap mulai dari mengurus izin produk sampai dengan tahap menarik nasabah untuk menggunakan layanan produknya.

Sebelumnya analis mengatakan, kinerja bank digital dapat terus melaju apabila ekosistemnya berkembang dengan baik. Dalam kata lain, tanpa didukung oleh ekosistem nampaknya akan sulit untuk bank digital dapat memacu kinerjanya dengan pesat, karena ekosistem akan mempengaruhi user engagement yang berdampak pada terdorongnya peningkatan transaksi bank.

"Oleh sebab itu, siapa yang mampu mengembangkan ekosistem yang mereka miliki dan mampu berkolaborasi dengan industri lain, dia yang akan memegang pasar," kata Maximilianus Nico Demus, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas belum lama ini.

Baca Juga: Mampu Jaga Pertumbuhan Bisnis, Direksi Bank BJB Raih Best CMO Award 2023

Hal tersebut memang diamini oleh para sejumlah bankir tanah air. Direktur Utama PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) Indra Utoyo mengatakan selama ini transaksi di Allo Bank memang didominasi oleh user yang juga adalah pelanggan para mitra bisnisnya di ekosistem CT Corp dan Salim Grup.

Meski Indra sendiri tidak dapat memberikan rincian angka terkait porsi yang disumbang dari ekosistem yang dimilikinya kepada kinerja transaksi layanan Allo Bank, namun dia bilang ekosistem telah memberikan dukungan yang besar pada bisnis bank.

"Memang utamanya di tahun 2022-2023 dominan transaksi yang terjadi bersama mitra bisnis kami seperti Transmart, Bukalapak, Indomaret, dan ekosistem lainnya," kata dia saat Public Expose, Jumat (15/12).

Ke depan Indra menyebut Allo Bank akan terus meningkatkan engagement dan berkolaborasi dengan bisnis unit di ekosistem untuk meningkatkan equipment di masing masing pihak dari mitra bisnis dari para pemegang saham Allo Bank, seperti Bukalapak, Indomaret dan lainnya.

"Untuk tahun depan, kami belum ada target spesifik dari ekosistem yang bisa kami sampaikan, tapi kami akan terus meningkatkan transaksi melalui ekosistem yang ada, baik dari transaksi di sistem pembayaran, kredit maupun simpanan," kata dia.

Meski tidak merinci target transaksi layanan dari eksosistem, namun Indra membeberkan target pertumbuhan kredit Allo Bank akan dibidik di kisaran 12% YoY pada tahun 2024 dengan nilai penyaluran kredit sampai Rp 8,5 triliun. 

Allo Bank selama sembilan bulan pertama 2023 tercatat meraup laba bersih sebesar Rp338,82 miliar pada Kuartal III-2023, atau tumbuh 62% secara dari perolehan laba bersih tahun lalu sebesar Rp 209 miliar.

Baca Juga: Allobank (BBHI) Kantongi Surat Izin KSEI, Bakal Luncurkan Produk RDN Tahun 2024

Dari sisi intermediasi, Allo Bank per September 2023 menyalurkan kredit sebesar Rp 7,26 triliun atau tumbuh sekitar 2,25% YoY. Adapun rasio kredit bermasalah (NPL) bank terjaga di level 0,6%. Adapun dana pihak ketiga (DPK) tercatat sebesar Rp4,89 triliun, tumbuh 19,85% YoY.

Sementara itu Direktur Kepatuhan & Corporate Secretary PT Bank Jago Tbk (ARTO) Tjit Siat Fun mengatakan kolaborasi adalah cara yang efektif untuk bisa bertumbuh cepat dan efisien. 

"Ke depan kami akan terus memperdalam kolaborasi dengan ekosistem digital yang sudah ada, seperti ekosistem GoTo, Bibit dan Stockbit, dan BFI Finance, serta tidak menutup diri untuk berkolaborasi dengan ekosistem yang baru untuk terus memberikan produk dan layanan keuangan kepada nasabah," kata dia kepada Kontan, Jumat (15/12).

Adapun dari ekosistem GoT0, porsi nasabah funding pengguna Aplikasi Jago sudah mencapai lebih dari 30% saat ini. Sementara untuk kredit dari ekosistem ini, Bank Jago masih merencanakan terkait produk kredit yang akan kembangkan.

Sejak awal ekosistem GoTo merupakan mitra strategis Bank Jago, terlebih dengan integrasi Aplikasi Jago dengan Aplikasi Gojek, GoPay, dan GoBiz. Tjit Siat mengatakan kolaborasi ini menjadi pintu masuk masyarakat untuk mengakses produk dan layanan perbankan.

Sebagai bank berbasis teknologi (tech-based bank), Bank Jago optimistis pertumbuhan bisnisnya masih akan positif sejalan dengan potensi perekonomian digital yang semakin berkembang. 

"Selain itu segmen nasabah yang belum terlayani secara digital juga besar sehingga peluang untuk melayani segmen nasabah tersebut masih terbuka lebar,"  kata Tjit Siat.

Bank Jago mencatatkan kinerja positif di sembilan bulan pertama 2023 dengan meraup laba bersih naik 24% YoY menjadi Rp 50 miliar. Penyaluran kredit bank jago telah mencapai Rp 10,9 triliun, naik 33% YoY, dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp 10,3 triliun. Komposisi dana murah (CASA) pun juga masih mendominasi mencapai 73%. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×