Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. PT Bank Permata Tbk atau Permata Bank (BNLI) mencatat pertumbuhan yang solid sepanjang tahun 2024 dengan perolehan laba bersih Rp 3,6 triliun.
Capaian ini meningkat 38% secara tahunan atau year on year (yoy) jika dibandingkan dengan perolehan di 2023 sebesar Rp 2,6 triliun.
Meliza M. Rusli, Direktur Utama Permata Bank menyampaikan, pencapaian positif ini tidak lepas dari strategi perusahaan dalam penguatan fundamental bisnis, inovasi digital, serta peningkatan efisiensi operasional.
Baca Juga: Laba Bank Permata (BNLI) Melesat 37,95% Jadi Rp 3,56 Triliun di Tahun 2024
"Sebagai bank lokal dengan visi regional dan jaringan global, kami ingin terus memperkuat peran bank dalam mendukung pertumbuhan ekonomi serta nilai tambah bagi nasabah dan pemangku kepentingan," ungkapnya saat paparan kinerja perseroan di Jakarta, Jumat (7/3).
Melalui semangat "Growing Together", Permata Bank dengan sinergi yang kuat bersama Bangkok Bank berkomitmen untuk memberdayakan nasabah, memperkuat kemitraan, dan menciptakan dampak positif di pasar domestik maupun internasional.
Di sisi lain, Permata Bank membukukan Pendapatan Operasional sebelum Provisi (PPOP) yang tumbuh sebesar 4% dengan kualitas kredit yang semakin membaik.
Bank secara fokus terus mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam mengelola risiko kredit yang terefleksi dengan kualitas kredit yang tumbuh semakin baik.
Baca Juga: Bank Permata (BNLI) Catat Laba Bersih Rp 2,8 Triliun Per September 2024
Pencapaian ini juga ditopang oleh pengelolaan strategi bisnis yang berkelanjutan dan ditunjang dengan penerapan digitalisasi di operasional bank sehingga Bank dapat memberikan layanan terdepan bagi nasabah.
Optimalisasi neraca dan efisiensi bisnis tercermin dari Rasio Loan to Deposit (LDR) yang meningkat ke 83% dibandingkan tahun 2023 sebesar 75%. Total aset tumbuh 0,6% menjadi Rp259 triliun, dengan total simpanan nasabah mencapai Rp185 triliun dan rasio CASA di 55%.
Efisiensi operasional terus ditingkatkan, dengan Rasio Cost to Income (CIR) turun menjadi 50% dari 52% pada tahun 2023, didorong oleh pengelolaan biaya yang disiplin serta adopsi digitalisasi yang lebih agile.
Adapun dari sisi intermediasi, Permata Bank menerapkan prinsip perbankan prudent, dengan penyaluran kredit tumbuh 9% YoY menjadi Rp 155 triliun. Segmen korporasi naik 12% YoY menjadi Rp 89 triliun, sementara segmen komersial dan konsumer masing-masing tumbuh sebesar 6% dan 4% YoY.
Baca Juga: Saham Bank Permata (BNLI) Melesat 17,27% pada Perdagangan Akhir Pekan Ini
Kualitas aset tercatat semakin baik, tercermin pada rasio Gross NPL dan Loan at Risk (LAR), yang turun pada level 2,1% dan 7,9%, dibandingkan 2,9% dan 8,7% pada periode sebelumnya.
Lebih lanjut, Permata Bank terus menjaga kebutuhan cadangan atas potensi penurunan risiko kredit secara konservatif, tercermin dari rasio NPL coverage di 375% dan LAR coverage di 97%.
Permata Bank juga memiliki salah satu rasio permodalan yang kuat, dengan CAR 35% dan CET-1 26% pada akhir 2024. "Hal ini memberikan fondasi kokoh untuk strategi prioritas Bank ke depan," tandas Meliza.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News