Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
Direktur Bisnis Ritel BRI Syariah, Fidri Arnaldy mengatakan, pertumbuhan itu sejalan dengan pembiayaan yang juga tumbuh sangat bagus hingga 56% YoY menjadi Rp 37,44 triliun dari Rp 24,01 triliun. Perseroan juga mencatatkan pertumbuhan DPK cukup tinggi yakni 46,2% jadi Rp 41,07 triliun sehingga likuiditasnya masih cukup bagus.
Fidri bilang, semua segmen pembiayaan perseroan tumbuh. Segmen konsumer misalnya masih tumbuh 39%. Pertumbuhan pembiayaan itu tidak lepas dari strategi digitalisasi yang sudah dilakukan perseroan.
Baca Juga: BNI genjot KUR bagi nelayan dengan bantuan platform digital
Meskipun semester I masih tumbuh solid, BRIS menyusun Rencana Bisnis Bank (RBB) agak melandai tahun ini untuk mengantisipasi dampak Covid-19 di paruh kedua. Perseroan hanya menargetkan pembiayaan tumbuh sekitar 25% tahun ini.
Untuk mencapai pertumbuhan itu, BRI Syariah berkomitmen fokus pada segmen ritel, termasuk UMKM yang memiliki porsi hingga 75% terhadap total outstanding pembiayaan. "Strategi kami untuk tetap tumbuh adalah dengan melakukan digitalisasi dan transformasi culture. Dengan digitalisasi diharapkan meningkatkan efisiensi kerja," tandas Fidri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News