Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank syariah mencatatkan kinerja cukup bagus sepanjang meskipun industri perbankan secara keseluruhan menghadapi tekanan pandemi Covid-19. Terganggu aktivitas ekonomi akibat pandemi itu bikin bank harus fokus melakukan restrukturisasi kredit.
Bank syariah masih mencatatkan pertumbuhan laba bersih sepanjang semester I 2020 cukup bagus karena pembiayaan yang ditorehkan juga masih meningkat.
Baca Juga: Menakar prospek emiten perbankan pada semester II 2020
PT BCA Syariah misalnya membukukan laba bersih tumbuh sekitar 8,7% secara year on year (YoY). John Kosasih, Presiden Direktur BCA Syariah mengatakan, pertumbuhan profit tersebut sejalan dengan pembiayaan.
Pembiayaan BCA Syariah tumbuh sebesar 16% per Juni 2020 dan penghimpunan Pihak Ketiga (DPK) naik 7,6%. Pembiayaan tersebut tumbuh ditopang oleh sektor perdagangan, infrastruktur, industri pengolahan, dan perkebunan.
John bilang, pertumbuhan signifikan pembiayaan bukan karena ditopang penerapan Qanun Lembaga Keuangan Syariah (LKS). "Kalau Qanun Aceh saat ini masih awal dan belum terasa dampaknya. Itu baru akan mulai kuartal IV meskipun belum akan optimal," katanya pada Kontan.co.id, Minggu (26/7).
Selain mencatatkan pertumbuhan pembiayaan, BCA Syariah juga berhasil menjaga kualitas asetnya. Non performing finance (NPF) bank ini tetap terjaga di mana secara gross ada di level 0,69% dan secara net 0,21%.
Baca Juga: Gara-gara pandemi, MTF revisi penyaluran pembiayaan lewat kanal e-commerce
PT BRI Syariah Tbk (BRIS) juga menorehkan kinerja gemilang di paruh pertama. Laba bersih perseroan diperkirakan tumbuh 226% menjadi Rp 116 miliar dari Rp 35 miliar pada periode yang sama tahun 2019.
Direktur Bisnis Ritel BRI Syariah, Fidri Arnaldy mengatakan, pertumbuhan itu sejalan dengan pembiayaan yang juga tumbuh sangat bagus hingga 56% YoY menjadi Rp 37,44 triliun dari Rp 24,01 triliun. Perseroan juga mencatatkan pertumbuhan DPK cukup tinggi yakni 46,2% jadi Rp 41,07 triliun sehingga likuiditasnya masih cukup bagus.
Fidri bilang, semua segmen pembiayaan perseroan tumbuh. Segmen konsumer misalnya masih tumbuh 39%. Pertumbuhan pembiayaan itu tidak lepas dari strategi digitalisasi yang sudah dilakukan perseroan.
Baca Juga: BNI genjot KUR bagi nelayan dengan bantuan platform digital
Meskipun semester I masih tumbuh solid, BRIS menyusun Rencana Bisnis Bank (RBB) agak melandai tahun ini untuk mengantisipasi dampak Covid-19 di paruh kedua. Perseroan hanya menargetkan pembiayaan tumbuh sekitar 25% tahun ini.
Untuk mencapai pertumbuhan itu, BRI Syariah berkomitmen fokus pada segmen ritel, termasuk UMKM yang memiliki porsi hingga 75% terhadap total outstanding pembiayaan. "Strategi kami untuk tetap tumbuh adalah dengan melakukan digitalisasi dan transformasi culture. Dengan digitalisasi diharapkan meningkatkan efisiensi kerja," tandas Fidri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News