Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Karena nilai aset masih kecil, membuat bank perkreditan rakyat (BPR) tidak kesulitan meraih pertumbuhan pesat tahun lalu. Seperti yang dialami BPR Karinamas Permai yang mencatat pertumbuhan aset 80% tahun lalu.
Rudy Wijaya, Direktur Utama BPR Karinamas Permai bilang, sampai Desember 2013, total aset BPR yang dikelolanya sudah mencapai Rp 24 miliar. "Sedangkan penyaluran kredit mencapai Rp 18 miliar atau tumbuh 80%. Dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp 6 miliar, meningkat 100%," kata Rudy saat dihubungi KONTAN, Senin, (3/2).
Rudy menambahkan, tahun lalu BPR Karinamas Permai berhasil meraih laba bersih Rp 1,3 miliar atau naik 160%. Bandingkan dengan laba bersih akhir 2012 yang baru mencapai Rp 500 juta.
"Laba ini kami peroleh selain karena efisiensi dalam pengelolaan, juga karena memperbanyak linkage dengan bank-bank umum dalam penyaluran kredit," jelas Rudy.
Sejauh ini, bank-bank umum yang telah berjejaring/linkage dengan BPR Karinamas Permai meliputi Bank Mandiri dan Bank Andara. Tahun ini, sedang dijajagi linkage dengan Bank ICB Bumiputera. "Kita lihat nanti kepastian hasilnya," ujar Rudy.
Tantangan lebih berat dirasakan dalam hal penghimpunan DPK. Dengan suku bunga yang dipasang bank umum kian tinggi hingga dua digit, BPR harus bekerja keras menahan banyak nasabahnya agar tetap bertahan.
"Caranya dengan pendekatan personal pada nasabah deposan kami bahwa bunga batas penjaminan oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) di BPR lebih tinggi dibanding Bank Umum sampai dua digit. Sehingga kalau mereka pindah ke bank umum, tak lagi dijamin oleh LPS," pungkas Rudy.
Sebagaimana diketahui, kini LPS Rate bagi simpanan Rupiah untuk bank umum hanya 7,50%. Sementara untuk BPR lebih tinggi, sebesar 10%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News