kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kinerja Duet Emiten Bank Syariah, BTPS dan BRIS di 2022 Bisa Lebih Baik dari 2021


Jumat, 18 Maret 2022 / 15:35 WIB
Kinerja Duet Emiten Bank Syariah, BTPS dan BRIS di 2022 Bisa Lebih Baik dari 2021
ILUSTRASI. BTPN Syariah.


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Ahmad Febrian

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri perbankan syariah tumbuh lebih solid dibandingkan dengan industri di sepanjang 2021. Tercermin dari ekspansi pembiayaan bank syariah.

 Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, pembiayaan perbankan syariah tumbuh 6,83% secara tahunan menjadi Rp 421,57 triliun di 2021. Sedangkan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 15,3% secara tahunan menjadi Rp 548,10 triliun pada tahun lalu. 

Dua bank syariah yang sudah tercatat di bursa saham di antaranya yang terus mencatatkan pertumbuhan pembiayaan. Keduanya adalah PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI dan PT BTPN Syariah Tbk (BTPS). 

Tahun ini, kedua bank ini juga optimistis, kondisi ekonomi akan semakin membaik. Sehingga akan berdampak pada pertumbuhan pembiayaan. Ujungnya, kinerja keuangan mereka akan membaik pula. 

Dari sisi price earning ratio (PER) BRIS hingga Kamis (17/3) tercatat 22,33 kali  dan BTPS 16,64 kali.  Berdasarkan data RTI, saham BRIS pada perdagangan Kamis (17/3) ditutup terkoreksi  0,6% ke level Rp 1,645 dan sepanjang tahun ini masih tercatat turun 7,6%. Sedangkan saham BTPS ditutup naik 2,3% ke level Rp 3.120. Sepanjang tahun ini masih terkoreksi 14,5%.

Kinerja PT Bank Syariah Indonesia Tbk di 2022 diprediksi akan lebih baik dibandingkan tahun lalu. Bank ini menargetkan pembiayaan bisa tumbuh 7%-7,5% tahun ini. Diimbangi dengan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) diperkirakan  seperti sektor infrastruktur, energi, hingga ekosistem kesehatan.

Direktur Utama BSI Hery Gunardi menyatakan, pihaknya akan menyasar sektor prioritas seperti sektor infrastruktur, energi, hingga ekosistem kesehatan sebagai strategi mengejar pertumbuhan pembiayaan. 

"Selain itu, juga akan menyasar sektor pendidikan dan telekomunikasi, informatika, serta komunikasi," katanya baru-baru ini. Sepanjang 2021, BSI mencatatkan pembiayaan Rp 171,29 triliun atau naik sekitar 9,32% secara tahunan. Rinciannya, pembiayaan konsumer mencapai Rp 82,33 triliun, naik sekitar 19,99% secara tahunan dibanding  sebelumnya yang sebesar Rp 68,61 triliun. Sejalan dengan itu, laba bersih bank ini melonjak 38,4% ke Rp 3,02 triliun.

Sedangkan BTPS mencatatkan laba bersih senilai Rp 1,47 triliun atau melonjak 72% secara tahunan. Penopang utamanya adalah pembiayaan ultramikro yang tumbuh 10% menjadi sebesar Rp 10,44 triliun pada 2021. 
Pertumbuhan ini juga disertai dengan kualitas pembiayaan yang tetap terjaga. Non performing financing (NPF) tercatat di posisi 2,37%.  Bank juga masih memiliki rasio kecukupan modal yang kuat di posisi 58 %. 

Hingga Desember 2021, BTPS mengembangkan platform digital bernama Mitra Tepat. Aplikasi telah digunakan oleh lebih dari 500 Mitra Tepat BTPS.

Lewat aplikasi Mitra Tepat, nasabah dan keluarga pra-sejahtera yang masuk kategori segmen ultra mikro dapat memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari. Seperti membeli makanan dan minuman hingga membayar berbagai tagihan lewat daring.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×